Kamis 13 Jan 2022 07:43 WIB

Robot-Robot Canggih di CES 2022, Pengantar Makanan Hingga Bantu Pertanian

Berkembangnya jaringan 5G membuat teknologi robotik juga semakin berkembang.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Setyanavidita Livikacansera/ Red: Dwi Murdaningsih
Deretan PUDU robot canggih yang diperuntukkan bagi restoran.
Foto:

Pandemi yang terjadi membuat industri teknologi berkembang demikian pesat. Tak terkecuali untuk industri automasi.

Kofax, pemasok perangkat lunak automasi cerdas, mengungkap beberapa prediksinya tentang perkembangan automasi tahun ini. Senior Vice President of Technology Strategy and Experience Kofax, Adam Field, menjelaskan, automasi kini dipandang melalui perspektif baru saat perekonomian global tengah berjuang untuk bangkit dari pandemi.

"Perusahaan-perusahaan pun mulai berupaya mempertangguh diri agar dapat kembali stabil dan bertumbuh. Model kerja jarak jauh dan hibrid pun akan terus diterapkan," ujar Field.

Hal itu menimbulkan hambatan-hambatan baru dalam hal efisiensi, kolaborasi, dan keamanan data. Walaupun produktivitas meningkat dalam model kerja baru ini, Field yakin tingkat stres dan kelelahan mental karena jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia lebih banyak dibandingkan jumlah pelamarnya akan mewarnai dunia kerja pada 2022.

Field meyakinkan, konsep automasi yang digadang-gadang akan menghapus lapangan kerja adalah hal yang mustahil terjadi. Menurut dia, teknologi tidak hadir untuk mengambil alih. Sebaliknya, teknologi ada untuk meningkatkan pengalaman pekerja manusia.

Automasi juga dapat secara efektif menghilangkan pekerjaan yang membosankan, termasuk menciptakan peluang-peluang baru bagi pekerja untuk melakukan pekerjaan yang bernilai lebih tinggi dan lebih memuaskan. Namun, di sisi lain, pekerja juga dituntut mempunyai keterampilan yang mumpuni untuk dapat meraih peluang-peluang tersebut. Selain itu, kecerdasan buatan (AI) akan menjadi arus utama bagi next-gen automation.

Menurut Field, perusahaan global akan mencapai next-gen automation dengan kekuatan kecerdasan buatan yang dibenamkan oleh kemampuan pengambilan keputusan canggih yang dimilikinya. "Automasi proses berkekuatan AI dapat mengambil keputusan pragmatis yang sebelumnya memerlukan campur tangan manusia. Dengan mengautomasikan tanggung jawab tersebut, pekerja manusia dapat melakukan pekerjaan yang lebih dari sekadar proses transaksional dan beralih ke jenis pekerjaan yang bernilai tinggi," ungkapnya.

Pada tahun ini, sektor rantai pasokan yang terintegrasi juga diperkirakan akan banyak berinvestasi dalam automasi. Hal itu dipacu oleh berbagai ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pandemi.

Perusahaan-perusahaan seperti Walmart dan Amazon pun kini mulai menciptakan atau mengakuisisi saluran distribusi dari hulu ke hilir, terutama karena rantai pasokan yang masih terbatas. "Agar efektif, perusahaanperusahaan ini memerlukan wawasan tentang semua bagian perusahaan, kemampuan untuk berkembang pesat secara real time, dan mempersatukan tenaga kerja yang beragam dengan sangat cepat sembari memperbarui tugas mereka," ujar Field.

 

Dalam waktu dekat, lanjutnya, perusahaan-perusahaan besar tersebut pun diprediksi akan berinvestasi pada teknologi yang mampu merangkai kegiatan operasional secara automasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement