Ahad 03 Dec 2023 12:20 WIB

China Ciptakan Robot Khusus untuk Hasilkan Oksigen di Mars, Begini Prosesnya

Ilmuwan China telah menciptakan robot-kimia yang didukung oleh kecerdasan buatan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Para ilmuwan China telah menciptakan robot-kimia yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI), yang dapat mengekstraksi oksigen dari air Mars tanpa pengawasan manusia./ilustrasi
Foto: republika
Para ilmuwan China telah menciptakan robot-kimia yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI), yang dapat mengekstraksi oksigen dari air Mars tanpa pengawasan manusia./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Para ilmuwan China telah menciptakan robot-kimia yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI). Robot ini dapat mengekstraksi oksigen dari air Mars tanpa pengawasan manusia.

Melansir Live Science, Ahad (3/12/2023), mensintesis sumber daya yang berguna dari bahan-bahan lokal di Mars akan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia di Planet Merah. “Mengekstraksi oksigen dari bahan (dalam proses yang disebut reaksi evolusi oksigen (OER)) sangatlah penting,” tulis para peneliti dalam sebuah makalah yang menggambarkan ahli kimia AI baru, yang diterbitkan pada 13 November 2023 di jurnal Nature.

Baca Juga

Untuk mencapai tujuan ini, tim membangun robot seluler yang mengotomatiskan seluruh proses ekstraksi oksigen dari lima sampel meteorit Mars dan mirip Mars. Mereka juga menguji sistem tersebut dalam simulasi lingkungan permukaan Mars.

Yang terpenting, AI mencari formula sempurna untuk menghasilkan oksigen dalam sampel mana pun dari hampir 4 juta kemungkinan kombinasi. Ini membutuhkan waktu lebih dari 2.000 tahun bagi manusia. “Studi kami memberikan demonstrasi bahwa ahli kimia AI yang canggih ini, tanpa campur tangan manusia, dapat mensintesis katalis OER di Mars dari bijih lokal,” tulis para peneliti dalam studi tersebut.

Langkah pertama dalam mengekstraksi oksigen melibatkan pengiriman sampel meteor ke fasilitas untuk dianalisis di laboratorium yang sepenuhnya otomatis. Setelah itu, robot melakukan pengolahan awal pada bijih yakni menghilangkan kotoran dan material yang tidak diinginkan.

Kemudian, robot itu menggunakan bahan-bahan di dalam meteor untuk membuat katalis (sebuah proses yang disebut sintesis katalitik) yang diuji dalam pengujian kinerja elektrokimia.

Jenis katalis yang dapat diproduksi dengan sumber daya yang tersedia dan bekerja paling efisien untuk mengekstraksi oksigen, dapat sangat bervariasi, sehingga memilih katalis yang tepat merupakan langkah penting. Di sinilah ahli kimia AI berperan.

Modul komputasi pada robot yang dijuluki ‘otak komputasi’, menggabungkan algoritma pembelajaran mesin dengan model teoretis untuk menganalisis data eksperimen yang diperoleh robot dan data simulasi besar-besaran.

Saat robot bekerja mengumpulkan informasi, ia mengirimkan data eksperimen ini ke server cloud, tempat otak komputasi menggunakan pembelajaran mesin untuk melakukan puluhan ribu simulasi, guna memperkirakan cara terbaik menghasilkan oksigen.

Data ini dimasukkan ke dalam model jaringan saraf, yang dengan cepat dilatih ulang dan dioptimalkan dengan data eksperimen baru dari robot. Algoritma ini mengidentifikasi kombinasi bahan terbaik untuk mensintesis katalis OER terbaik, yang diverifikasi oleh ahli kimia AI.

Kemudian, robot meneteskan ‘tinta katalis’ yang dioptimalkan pada meteor yang digunakan bersama dengan elektroda, untuk menghasilkan oksigen. “Sistem ini juga dapat digunakan untuk membuat banyak bahan kimia dan senyawa lainnya,” tulis para peneliti di makalah tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement