Untuk menguji teori tersebut, para peneliti menganalisis gelombang gravitasi, atau riak dalam struktur ruang-waktu, yang diciptakan 1,3 miliar tahun lalu oleh dua lubang hitam raksasa saat berputar ke arah satu sama lain dengan kecepatan tinggi. Ini adalah gelombang pertama yang pernah terdeteksi pada 2015 oleh Advanced Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO).
Dengan membagi sinyal menjadi dua bagian, sebelum dan setelah lubang hitam bergabung, para peneliti menghitung massa dan putaran dari kedua lubang hitam asli dan yang baru digabungkan. Angka-angka ini, memungkinkan mereka untuk menghitung luas permukaan setiap lubang hitam sebelum dan sesudah tumbukan. Saat berputar satu sama lain lebih cepat, gelombang gravitasi meningkat dalam amplitudo lebih banyak, hingga akhirnya gelombang besar meledak.
Luas permukaan lubang hitam yang baru dibuat lebih besar dari dua gabungan awal, membenarkan teori Hawking dengan tingkat kepercayaan lebih dari 95 persen. Menurut para peneliti, hasil studi cukup sesuai dengan apa yang diharapkan.