Dilansir Engadget, Sabtu (2/12/2023), dalam pembaruan panjang di situsnya, Meta mengatakan predator adalah penjahat yang menguji pertahanan aplikasi dan situs web. Platform mengklaim telah melakukan sejumlah hal untuk memperbaiki sistem internalnya agar dapat membatasi aktivitas orang dewasa yang berpotensi mencurigakan.
Perusahaan telah memperluas daftar istilah, frasa, dan emoji terkait keselamatan anak agar dapat ditemukan oleh sistem. Perusahaan juga telah menggunakan pembelajaran mesin untuk mengungkap istilah pencarian baru yang berpotensi dieksploitasi oleh predator anak.
Meta menghadapi reaksi negatif yang semakin besar atas penanganannya terhadap keselamatan anak. Sementara itu, Meta juga menghadapi tekanan baru dari regulator di luar negeri.
Pejabat Uni Eropa menggunakan undang-undang baru untuk menyelidiki penanganan perusahaan terhadap materi pelecehan anak, menyusul laporan The Journal. Perusahaan telah diberi batas waktu hingga 22 Desember untuk menyerahkan data ke blok tersebut.