Rabu 24 Apr 2024 17:05 WIB

Larangan TikTok di AS Bisa Jadi Hadiah Bagi Mark Zuckerberg, Pasti Diblokir?

TikTok diharuskan menjual sahamnya ke pembeli AS atau menutup aplikasi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
TikTok diharuskan menjual sahamnya ke pembeli AS atau menutup aplikasi.
Foto: EPA-EFE/ALLISON DINNER
TikTok diharuskan menjual sahamnya ke pembeli AS atau menutup aplikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legislatif Amerika Serikat (AS) mengesahkan versi baru "larangan TikTok" dengan rancangan undang-undang (RUU) bantuan luar negeri. TikTok diharuskan menjual sahamnya ke pembeli AS atau menutup aplikasi.

Hal ini dianggap akan menjadi kemenangan bagi Instagram dan YouTube. Instagram dengan perusahaan induknya, Meta adalah milik CEO Meta Mark Zuckerberg.

Baca Juga

Jika TikTok, aplikasi asal China itu, benar-benar dilarang, maka ini bisa menjadi hadiah bagi Zuckerberg. AS mengesahkan "larangan" atau penjualan paksa TikTok sebagai bagian dari RUU tentang bantuan militer untuk Ukraina dan Israel. 

Bahkan jika Presiden AS Joe Biden menandatangani RUU tersebut, kemungkinan besar itu masih akan menghadapi pertarungan di pengadilan. Jadi belum tentu TikTok akan menghilang dari ponsel pengguna dalam waktu dekat.

Namun isu tersebut setidaknya merupakan kabar baik bagi Instagram yang memiliki fitur Reels. Atau juga bisa menguntungkan bagi Shorts YouTube, yang dimiliki oleh Alphabet, pesaing utama TikTok.

"Kita tahu bahwa Meta telah berusaha untuk memperbesar kekhawatiran terhadap TikTok setidaknya sejak tahun 2022 ketika Meta membayar perusahaan konsultan Partai Republik untuk membuat kampanye pengaruh guna memunculkan ketakutan bahwa TikTok berdampak buruk bagi anak-anak dan remaja," demikian dikutip daru Business Insider, Rabu (24/4/2024).

Setahun yang lalu, Grace Kay dari Business Insider, menulis bahwa undang-undang TikTok akan seperti “hadiah Natal awal” bagi Zuckerberg. Jika TikTok, karena alasan tertentu, tidak dapat beroperasi lagi di AS, hal ini akan menimbulkan banyak perhatian.

Orang akan mengubah kebiasaan mereka untuk menonton video di aplikasi lain. Pada tingkat tertentu, mereka tentu sudah punya alternatif, yang tidak lain adalah Reels dari Instagram.

Reels sebenarnya semakin bagus dan populer akhir-akhir ini, setelah awalnya dianggap tidak lebih baik dari TikTok. Instagram mengalami pertumbuhan dan pengunduhan yang lebih besar tahun lalu dibandingkan TikTok.

Setelah Instagram menghadapi krisis eksistensial, platform kembali mengalami kebangkitan yang mengejutkan. Kreator, yang sudah memposting di platform lain, juga akan melakukan penyesuaian. 

Di samping itu, YouTube juga bisa menerima keuntungan dari kebijakan ini. Apalagi mengingat YouTube membayar pembuat konten dengan pembagian pendapatan iklan secara langsung, yang mana ini lebih menarik dibandingkan Instagram dengan algoritma dan pembayaran berubah-ubah. Kepala Instagram Adam Mosseri menghabiskan banyak waktu di Threads untuk menjalankan layanan pelanggan bagi pembuat konten yang tidak puas.

"Instagram dan YouTube akan mendapatkan keuntungan dengan meraih lebih banyak pengguna dan perhatian jika TikTok jadi diblokir. Ada juga potensi sisi buruk dari Meta dan Alphabet," lanjut laporan tersebut.

Perusahaan-perusahaan teknologi besar mungkin tidak antusias dengan pemerintah yang mengeluarkan UU sangat ketat tentang operasi perusahaan media sosial.

Apabila ByteDance akhirnya menjual TikTok ke perusahaan AS, sulit membayangkan transisinya akan mulus. Belum jelas ByteDance akan mengizinkan algoritma TikTok, hal yang membuatnya begitu bagus untuk disertakan dalam penjualan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement