Jumat 25 Mar 2022 09:20 WIB

Studi Temukan Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus Juga Picu Pendinginan Global

Hantaman asteroid menghasilkan belerang yang menghalangi matahari.

Rep: mgrol136/ Red: Dwi Murdaningsih
Asteroid. Ilustrasi. Asteroid yang menhantam Bumi 66 juta tahun lalu di Yucatan selain memusnahkan dinosaurus juga memicu pendinginan global.
Foto:

 

Para peneliti menemukan "sinyal yang sangat tidak biasa", yaitu massa isotop belerang menunjukkan fluktuasi yang sangat kecil, kata Witts. Ketika belerang memasuki atmosfer dan berinteraksi dengan sinar ultraviolet (UV), maka akan terjadi perubahan massa.

"Itu benar-benar hanya bisa terjadi dalam dua skenario: baik di atmosfer yang tidak memiliki oksigen di dalamnya atau ketika Anda memiliki begitu banyak belerang, itu naik sangat tinggi ke atmosfer beroksigen," jelas Witts.

Bumi berusia sekitar 4,5 miliar tahun dan atmosfer beroksigen telah menyelimutinya sejak sekitar 2,3 miliar tahun yang lalu. 

"Kami adalah orang pertama yang melihat hal semacam ini dalam waktu yang jauh lebih baru," kata Witts.

Menurut Witts, ini karena letusan gunung berapi memancarkan belerang tinggi ke atmosfer yang dapat bercampur dengan salju dan berakhir dalam proporsi tinggi di inti es di kutub, di mana tidak ada belerang atau sulfat lain yang dapat melemahkan sinyal.

Dia menjelaskan, "Anda tidak menemukan (sinyal ini) di bebatuan laut," "Laut memiliki ciri khas isotopnya sendiri yang benar-benar mencairkan jumlah jejak belerang yang dilepaskan oleh gunung berapi ini."

Kehadiran sinyal ini di batuan laut Kapur menunjukkan bahwa "pasti ada banyak sekali belerang di atmosfer setelah peristiwa tumbukan ini," kata Witts. "Tentu saja, ini memiliki implikasi besar bagi perubahan iklim karena aerosol belerang, seperti yang kita ketahui dari letusan gunung berapi kontemporer, menghasilkan pendinginan.

Batu kapur yang kaya belerang di Semenanjung Yucatan menyediakan sebagian besar belerang. "Mungkin jika asteroid itu bertabrakan di tempat lain, tidak akan ada banyak belerang yang dilepaskan ke atmosfer, dan perubahan iklim yang dihasilkan tidak akan separah itu," kata Witts. "Akibatnya, bencana kepunahan mungkin tidak separah kelihatannya."

 

Menurut simulasi iklim, aerosol belerang yang memasuki atmosfer bumi setelah tumbukan asteroid berkisar antara 30 hingga 500 gigaton akan berubah menjadi aerosol sulfat. Hal ini menyebabkan pendinginan permukaan bumi sebesar 3,6 hingga 14,4 derajat Fahrenheit (2 hingga 8 derajat Celcius) selama beberapa dekade setelah tumbukan. Namun, karena kandungan belerang lebih besar, dampak iklim bisa lebih dahsyat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement