REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Tabrakan asteroid di bulan jutaan tahun yang lalu sesuai dengan hantaman batu ruang angkasa yang besar di Bumi, termasuk dampak besar yang memusnahkan dinosaurus nonavian. Temuan ini mengungkapkan bahwa dampak-dampak besar selama pra sejarah Bumi bukanlah peristiwa yang terisolasi. Sebaliknya, serangkaian hantaman kecil baik di sini maupun di bulan, yang permukaannya dipenuhi lebih dari 9.000 kawah yang ditinggalkan oleh tabrakan-tabrakan batuan luar angkasa.
Dilansir dari Space, Kamis (29/9/2022), penelitian ini dapat membantu para astronom lebih memahami dinamika tata surya bagian dalam dan membantu dalam menghitung kemungkinan bahwa planet kita akan dihantam oleh batuan luar angkasa masif yang berpotensi menghancurkan di masa depan. Para ilmuwan dari Pusat Sains dan Teknologi Antariksa Universitas Curtin (SSTC) di Australia memperoleh hasilnya dengan mempelajari manik-manik kaca mikroskopis dalam sampel tanah bulan yang dikembalikan ke Bumi oleh misi bulan Chang’e-5 China pada 2020.
Manik-manik kaca kecil ini diciptakan oleh panas dan tekanan hebat yang dihasilkan oleh serangan meteor. Ini berarti para peneliti dapat merekonstruksi lini masa pemboman bulan dengan menilai usia manik-manik ini.
Saat melakukan ini, tim SSTC menemukan bahwa waktu dan frekuensi tabrakan-tabrakan asteroid di bulan mencerminkan oleh serangan batu ruang angkasa di Bumi, yang berarti lini masa yang dibuat tim juga dapat memberikan wawasan tentang evolusi planet kita. "Kami menggabungkan berbagai teknik analitik mikroskopis, pemodelan numerik dan survei geologi untuk menentukan bagaimana manik-manik kaca mikroskopis dari bulan ini terbentuk dan kapan," kata penulis utama studi Alexander Nemchin, seorang profesor di SSTC, dalam sebuah pernyataan.
Usia beberapa manik-manik kaca bulan menunjukkan bahwa mereka diciptakan sekitar 66 juta tahun yang lalu, sekitar waktu asteroid pembunuh dinosaurus, yang dikenal sebagai penabrak Chicxulub, menghantam Bumi di tempat yang sekarang Teluk Meksiko, dekat Semenanjung Yucatan Meksiko.
Dampaknya menyebabkan apa yang dikenal sebagai peristiwa kepunahan Cretaceous-Paleogene, yang pada akhirnya membunuh tiga perempat dari semua kehidupan di Bumi, termasuk dinosaurus nonavian.