Jumat 25 Mar 2022 09:20 WIB

Studi Temukan Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus Juga Picu Pendinginan Global

Hantaman asteroid menghasilkan belerang yang menghalangi matahari.

Rep: mgrol136/ Red: Dwi Murdaningsih
Asteroid. Ilustrasi. Asteroid yang menhantam Bumi 66 juta tahun lalu di Yucatan selain memusnahkan dinosaurus juga memicu pendinginan global.
Foto: .
Asteroid. Ilustrasi. Asteroid yang menhantam Bumi 66 juta tahun lalu di Yucatan selain memusnahkan dinosaurus juga memicu pendinginan global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Studi baru menunjukkan ketika asteroid yang menghancurkan dinosaurus menghantam Bumi 66 juta tahun yang lalu, sejumlah besar belerang terbang ke stratosfer dengan tingkat yang jauh lebih besar dari yang dibayangkan sebelumnya.

Setelah mengudara, awan besar gas yang mengandung belerang ini menghalangi matahari. Efeknya, awan besar mendinginkan Bumi selama beberapa dekade hingga berabad-abad sebelum jatuh sebagai hujan asam yang berbahaya di Bumi.

Baca Juga

Belerang mengubah kimia lautan selama puluhan ribu tahun yang lebih lama dari sebelumnya. Dilansir dari Live Science, sebelumnya para ilmuwan cukup 'meremehkan' jumlah belerang yang asteroid.

James Witts, seorang dosen di School of Earth Sciences di University of Bristol di Inggris mengatakan perubahan iklim yang terkait dengannya mungkin jauh lebih besar daripada yang kita duga sebelumnya.

Fakta bahwa belerang terus menghujani permukaan bumi begitu lama dapat menjelaskan mengapa kehidupan, terutama kehidupan laut, membutuhkan waktu lama untuk pulih. Hal ini karena beberapa belerang yang mendarat di darat akan hanyut ke lautan.

Penemuan yang tidak disengaja

Penemuan para peneliti itu murni kebetulan. "Itu sama sekali bukan sesuatu yang direncanakan," kata Witts.

Para peneliti bermaksud untuk menyelidiki geokimia cangkang purba di dekat Sungai Brazos di Falls County, Texas. Ini adalah lokasi unik yang terendam selama kepunahan Kapur akhir, ketika dinosaurus nonavian binasa. Lokasi itu juga tidak jauh dari kawah Chicxulub di Semenanjung Yucatan, Meksiko, yang ditabrak oleh asteroid selebar 10 kilometer.

Para peneliti mengambil beberapa sampel sedimen di lokasi, sesuatu yang tidak mereka rencanakan untuk dilakukan. Sampel ini dibawa ke Universitas St Andrews di Skotlandia, di mana rekan peneliti studi Aubrey Zerkle, seorang ahli geokimia dan geobiologi, menganalisis berbagai isotop belerang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement