Jumat 29 Jul 2022 13:21 WIB

Hiu Ternyata Ada Lebih Dulu Dibanding Dinosaurus, Bagaimana Bertahan dari Kepunahan?

Sayangnya, hiu sekarang menghadapi ancaman unik dari aktivitas manusia.

Rep: mgrol136/ Red: Dwi Murdaningsih
Seekor ikan hiu paus (Rhincodon typus) terdampar dan mati di tepi Pantai Bayeman, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (23/4/2021). Hiu paus muda yang diperkirakan berumur antara 2-3 tahun dengan panjang 7,4 meter dan lingkar badan dua meter itu terdampar di perairan dangkal Pantai Gemah sejak Kamis (22/4) sekitar pukul 17.30 WIB setelah tubuhnya terjerat jaring pukat nelayan.
Foto: Destyan Sujarwoko/ANTARA
Seekor ikan hiu paus (Rhincodon typus) terdampar dan mati di tepi Pantai Bayeman, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (23/4/2021). Hiu paus muda yang diperkirakan berumur antara 2-3 tahun dengan panjang 7,4 meter dan lingkar badan dua meter itu terdampar di perairan dangkal Pantai Gemah sejak Kamis (22/4) sekitar pukul 17.30 WIB setelah tubuhnya terjerat jaring pukat nelayan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hiu telah ada setidaknya selama 450 juta tahun. Hiu telah selamat dari empat kepunahan massal, termasuk peristiwa yang memusnahkan dinosaurus nonavian pada akhir periode Kapur 66 juta tahun yang lalu.

Ini berarti bahwa hiu mendahului  dinosaurus yang muncul sekitar 240 juta tahun yang lalu. Bagaimana hiu sebagai spesies bertahan begitu lama? Faktor apa yang berkontribusi pada keberhasilan mereka?

Baca Juga

Dilansir dari Live Science, hiu mungkin dapat mengubah fisiologinya sebagai respons terhadap faktor lingkungan, seperti mengubah ukurannya sebagai respons terhadap perubahan suhu. Fitur ini memungkinkan hewan untuk cepat beradaptasi dengan relung ekologi yang berubah dengan cepat.

Hiu terkait erat dengan skate, pari, dan chimera, yang semuanya merupakan anggota keluarga ikan chondrichthyes. Ikan Chondrichthyes memiliki keunikan, dimana sebagian besar kerangkanya terdiri dari tulang rawan daripada tulang keras. 

Kemampuan skate untuk menyesuaikan diri dengan perubahan suhu di laut tempat mereka tinggal telah ditunjukkan melalui penelitian ekspresi gen. 

Seperti Leucoraja ocellata yang ditemukan di selatan Teluk St. Lawrence di Kanada. Menurut sebuah studi tahun 2016, yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science, spesies ini mampu beradaptasi dengan suhu air yang naik 10˚C selama periode 7.000 tahun dengan "menurunkan ukuran tubuhnya secara dramatis" sebanyak 45 persen. 

Angka 7.000 tahun adalah periode waktu yang singkat dalam istilah evolusi, sehingga para ilmuwan berhipotesis bahwa perubahan tiba-tiba dihasilkan dari respons epigenetik, di mana ekspresi gen diubah sebagai akibat dari faktor lingkungan, bukan dari seleksi alam secara bertahap untuk individu yang lebih kecil.

Kesulitan fisiologis utama ditunjukkan oleh kemampuan beberapa spesies Elasmobranchii, subkelas dari keluarga ikan bertulang rawan. Salah satu hiu paling terkenal yang dapat hidup di habitat air tawar dan air asin adalah hiu banteng (Carcharhinus leucas). Ketika iklim berubah dan lapisan es mencair, menyebabkan sejumlah besar air tawar mencapai lautan, kemampuan ini mungkin membantu spesies hiu sebelumnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement