REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Misi Hayabusa2 dari Jepang berhasil mengumpulkan sampel dari asteroid Ryugu dan mengembalikannya ke Bumi. Hayabusa2 juga membawa sampel gas pertama dari luar angkasa.
Menurut Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), sampel dijatuhkan di Bumi dengan kapsul pada 6 Desember di Australia Selatan. Tim dari JAXA berhasil mengambil kapsul tempat mendarat dan melakukan beberapa tes pendahuluan gas di dalam kapsul sebelum dikirim ke Jepang.
Dilansir di CNN, Rabu (16/12), gas tersebut merupakan langkah pertama dalam membantu para peneliti untuk memastikan bahwa pesawat ruang angkasa berhasil mengumpulkan sampel dari Ryugu pada tahun 2019 ketika pesawat ruang angkasa tersebut mengunjungi asteroid.
Para peneliti memastikan bahwa gas tersebut berasal dari Ryugu. Analisis mereka menunjukkan bahwa gas tersebut berbeda dengan komposisi atmosfer di Bumi. Dua analisis terpisah, satu di Australia pada 7 Desember dan lainnya antara 10 hingga 11 Desember di Pusat Kurasi Sampel Ekstraterestrial di Kampus JAXA Sagamihara, membantu tim mencapai hasil yang sama.
Gas tersebut kemungkinan besar berasal dari material yang terkumpul di permukaan dan di bawah permukaan asteroid itu sendiri.
Para peneliti akan terus membuka kapsul berisi sampel untuk lebih memahami tentang gas. Tim juga memastikan butiran pasir hitam juga berada di dalam wadah sampel. Ini sebagai konfirmasi lebih lanjut bahwa ada materi asteroid di dalam kapsul.
Pada akhir 2021, JAXA akan membagikan sampel kecil dari Ryugu kepada enam tim ilmuwan di seluruh dunia.
Sementara itu, Hayabusa2 melanjutkan perjalanannya setelah terbang melewati Bumi pada awal Desember untuk menurunkan kapsulnya dan akan mengunjungi lebih banyak asteroid di masa depan.
Hayabusa2 diluncurkan pada 3 Desember 2014, dan tiba di asteroid Ryugu yang berlokasi dekat Bumi pada Juni 2018. Pesawat luar angkasa mengumpulkan satu sampel dari permukaan asteroid pada 22 Februari 2019, kemudian menembakkan 'peluru' tembaga ke asteroid untuk membuat 1 meter kawah berdampak lebar.
Pengambilan sampel dari kawah ini pada 11 Juli 2019. Kemudian, Hayabusa2 meninggalkan asteroid pada November 2019 dan melakukan perjalanan kembali ke Bumi.
Secara keseluruhan, para ilmuwan misi percaya satu gram materi telah dikumpulkan. Namun, mereka tidak dapat memastikan sampai mereka membukanya sepenuhnya.
"Satu gram mungkin terdengar kecil, tetapi bagi kami, satu gram itu besar. Cukup menjawab pertanyaan sains kita," kata Masaki Fujimoto, wakil direktur jenderal departemen ilmu tata surya di JAXA, selama briefing online yang diselenggarakan oleh Pusat Media Sains Australia.
Misi Hayabusa pertama badan tersebut mengembalikan sampel dari asteroid Itokawa ke Bumi pada Juni 2010. Sayangnya, ada kegagalan perangkat pengambilan sampel pesawat ruang angkasa, sehingga misi hanya dapat mengambil mikrogram debu dari asteroid.