Rabu 09 Dec 2020 09:59 WIB

Lintasi Tata Surya, Sampel Asteroid Ryugu Sampai di Jepang

Misi Hayabusa2 membawa sampel asteroid Ryugu melintasi Tata Surya.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Anggota proyek merayakan keberhasilan manuver kontrol lintasan untuk menarik diri dari atmosfer bumi di ruang kontrol Kampus Sagamihara JAXA di Sagamihara, dekat Tokyo Sabtu, 5 Desember 2020. Hayabusa 2 berhasil merilis kapsul kecil pada Sabtu dan dikirim itu menuju Bumi untuk mengirimkan sampel dari asteroid jauh yang dapat memberikan petunjuk tentang asal mula tata surya dan kehidupan di bumi.
Foto: JAXA Via AP
Anggota proyek merayakan keberhasilan manuver kontrol lintasan untuk menarik diri dari atmosfer bumi di ruang kontrol Kampus Sagamihara JAXA di Sagamihara, dekat Tokyo Sabtu, 5 Desember 2020. Hayabusa 2 berhasil merilis kapsul kecil pada Sabtu dan dikirim itu menuju Bumi untuk mengirimkan sampel dari asteroid jauh yang dapat memberikan petunjuk tentang asal mula tata surya dan kehidupan di bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sampel asteroid Ryugu tiba di Jepang setelah kapsul Hayabusa2 berhasil mendarat di Australia (5/12) lalu. Sampel asteroid akhirnya tiba ke Jepang setelah melalui perjalanan yang panjang melewati perjalanan di Tata Surya.

Pekan lalu, kapsul kecil yang  membawa potongan-potongan asteroid Ryugu mendarat pada Sabtu (5/12) sore waktu Australia. Kapsul mendarat di daerah terlarang Woomera yang terpencil dan berbatu. Daerah tersebut sekitar 500 kilometer barat laut ibu kota Australia Selatan, Adelaide.

Baca Juga

Sampel tersebut diambil jutaan mil dari Bumi oleh misi Hayabusa2 Jepang. Jepang mempelajari Ryugu selebar 900 meter dari dekat dari Juni 2018 hingga November 2019.

Pendahulu Hayabusa2 merupakan wahana pertama yang membawa pulang sampel batuan luar angkasa. Wahana itu mengirimkan potongan-potongan asteroid berbatu Itokawa pada 2010. Tapi saat itu, Hayabusa asli mengembalikan kurang dari satu milligram material.

Hayabusa2 diperkirakan akan melebihi 0,0035 ons. Sampelnya berasal dari jenis asteroid yang sangat berbeda (batuan antariksa primitif “tipe-C” yang kaya akan air dan senyawa organik yang mengandung karbon).

“Materi yang membentuk Bumi, lautan dan kehidupannya ada di awan primordial tempat terbentuknya tata surya kita. Di awal tata surya, materi ini bersentuhan dan mampu berinteraksi secara kimiawi dalam objek induk yang sama,” tulis pejabat Badan Eksplorasi (JAXA) dalam ikhtisar Hayabusa2.

“Interaksi ini dipertahankan bahkan hingga hari ini di benda primitif (asteroid tipe C), jadi mengembalikan sampel dari benda ini untuk analisis akan menjelaskan asal-usul dan evolusi tata surya dan blok konstruksi dari kehidupan,” kata mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement