Senin 21 Nov 2022 19:55 WIB

Ilmuwan Buat Perangkat Wearable Mirip Kulit yang Bisa Pantau Kesehatan

Perangkat wearable ini bisa mendeteksi penyakit.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Kulit (ilustrasi)
Foto: www.pxhere.com
Kulit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan berupaya membuat perangkat wearable yang bisa memantau kesehatan. Teknologi ini dapat digunakan sebagai sensor medis yang dipasang pada kulit untuk melakukan diagnosis kesehatan.

Dilansir dari Japan Today, Senin (21/11/2022), perangkat mirip kulit seperti itu sedang dikembangkan dalam sebuah proyek antara Laboratorium Nasional Argonne Departemen Energi Amerika Serikat (DOE) dan Sekolah Teknik Molekuler Pritzker (PME) University of Chicago.

Baca Juga

Dipakai secara rutin, perangkat elektronik yang dapat dikenakan di masa depan berpotensi mendeteksi kemungkinan masalah kesehatan muncul. Perangkat ini juga dapat melakukan analisis data kesehatan yang terlacak secara personal sambil meminimalkan kebutuhan transmisi nirkabelnya.

Perangkat semacam itu perlu mengumpulkan dan memproses sejumlah besar data. Kemampuan ini jauh di atas apa yang dapat dilakukan oleh jam tangan pintar terbaik saat ini. Perangkat yang sedang dibuat harus mengolah data ini dengan konsumsi daya yang sangat rendah dalam ruang yang sangat kecil.

Untuk mengatasi kebutuhan itu, tim menggunakan komputasi neuromorfik. Teknologi kecerdasan buatan (AI) ini meniru cara kerja otak dengan melatih kumpulan data masa lalu.

Keuntungan menggunakan perangkat ini antara lain kompatibilitas dengan bahan yang dapat diregangkan, konsumsi energi yang lebih rendah, dan kecepatan yang lebih cepat daripada jenis AI lainnya.

Tantangan besar yang dihadapi tim adalah mengintegrasikan elektronik menjadi bahan yang dapat diregangkan seperti kulit. Bahan utama dalam perangkat elektronik apa pun adalah semikonduktor. Semikonduktor biasanya terbuat dari silikon padat.

Sementara itu, elektronik yang dapat diregangkan mengharuskan semikonduktor menjadi bahan yang sangat fleksibel yang masih mampu menghantarkan listrik. 'Chip neuromorfik' yang mirip kulit terdiri dari lapisan tipis semikonduktor plastik yang dikombinasikan dengan elektroda kawat nano emas yang dapat diregangkan. 

Sebagai satu tes, tim membuat perangkat AI dan melatihnya untuk membedakan sinyal elektrokardiogram (EKG) yang sehat dari empat sinyal berbeda yang menunjukkan masalah kesehatan. Setelah pelatihan, perangkat lebih dari 95 persen efektif dalam mengidentifikasi sinyal EKG dengan benar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement