Senin 25 Jul 2022 09:12 WIB

Begitu Besar, Bisakah Tembok China dan Piramida Giza Terlihat dari Luar Angkasa?

Banyak struktur bangunan yang mungkin hanya bisa dilihat melalui lensa.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Seorang turis mengenakan masker berjalan di Tembok Besar Badaling yang hampir kosong, di Beijing, Cina, 26 Maret 2020 (dikeluarkan 27 Maret 2020). Cina telah membuka kembali bagian Badaling, salah satu bagian turis paling terkenal di Tembok Besar yang ditutup karena wabah virus corona. Sementara kasus baru Covid-19 di China telah menurun, penyakit ini sekarang menyebar secara dramatis ke seluruh dunia. Sejauh ini telah menewaskan lebih dari 22.000 orang di seluruh dunia.
Foto:

 

Piramida Giza?

Ada sedikit perbedaan pendapat di antara para astronot tentang apakah Piramida Giza dapat dilihat dengan mata telanjang dari luar angkasa. Astronot Inggris Tim Peake menyarankan bahwa mereka tidak dapat, tetapi dia mengakui bahwa struktur besar dapat dilihat secara relatif jelas melalui lensa 800 mm. Namun, Leroy Chiao, mantan astronot NASA dan komandan ISS, menegaskan dia melihat piramida saat berada di orbit.

“Ada banyak yang bisa dilihat dari ISS, bahkan dengan mata telanjang," kata Chiao kepada Live Science melalui email, dilansir dari Space, Senin (24/7/2022).

"Misalnya, saya pernah menemukan piramida besar dengan telefoto, dan saya bisa memilih dua yang besar dengan mata telanjang - selama pencahayaan dan kondisi cuaca baik, sebagai dua titik kecil.”

Bagaimana dengan Tembok Besar China? Tembok Besar China tidak dapat dilihat dari luar angkasa dengan mata telanjang, dan tidak pula bisa terlihat dari pesawat ruang angkasa yang mengorbit. Hadfield mengkonfirmasi hal ini dalam sebuah tweet, menulis bahwa "Terlalu sempit, + mengikuti kontur & warna alami" geografi.

 

Faktanya, Chiao yang mengambil gambar pertama Tembok Besar China dari luar angkasamengakui bahwa dia tidak bisa melihat tembok itu ketika dia mengambil foto itu. Chiao juga mencatat bahwa berbagai kota terlihat dari luar angkasa. Klaim ini didukung oleh mantan astronaut NASA Clayton Anderson, yang menghabiskan 152 hari tinggal di ISS pada 2007.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement