REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebuah roket China yang kecil, tapi kuat yang mampu membawa muatan dengan biaya-biaya yang kompetitif mengirimkan sembilan satelit ke orbit pada Sabtu (3/2/2024). Tahun ini bakal menjadi tahun sibuk bagi peluncuran komersial China.
Dilansir Reuters, Ahad (4/2/2024), Jielong-3, atau Smart Dragon-3, diluncurkan dari kapal tongkang terapung di lepas pantai Yangjiang di provinsi Guangdong Selatan, peluncuran roket kedua hanya dalam dua bulan.
Dikembangkan oleh China Rocket Co, cabang komersial dari produsen kendaraan peluncuran milik negara, Jielong-3 melakukan penerbangan pertamanya pada Desember 2022. Presiden Xi Jinping menyerukan perluasan industri strategis termasuk sektor ruang angkasa komersial, yang dianggap penting dalam membangun konstelasi satelit untuk komunikasi, pengindraan jarak jauh, dan navigasi.
Pada Sabtu (3/2/2024) juga, produsen mobil China Geely Holding Group membuka tab baru yang meluncurkan 11 satelit untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menyediakan navigasi yang lebih akurat untuk kendaraan-kendaraan otonom.
Tahun lalu terdapat 17 peluncuran komersial China dengan satu kegagalan, di antara rekor baru 67 peluncuran orbital yang dilakukan China. Jumlah tersebut naik dari 10 peluncuran komersial China pada tahun 2022, termasuk dua kegagalan.
Pada tahun 2023, China melakukan lebih banyak peluncuran dibandingkan negara lain kecuali Amerika Serikat (AS), yang melakukan 116 upaya-upaya peluncuran, termasuk kurang dari 100 upaya yang dilakukan oleh SpaceX milik Elon Musk.
Hal penting dalam pembangunan jaringan-jaringan satelit komersial adalah kemampuan China untuk membuka lebih banyak jendela-jendela peluncuran, memperluas jenis roket untuk mengakomodasi berbagai ukuran muatan, menurunkan biaya peluncuran, dan meningkatkan jumlah lokasi peluncuran seperti membangun lebih banyak pelabuhan antariksa dan menggunakan kapal-kapal peluncuran laut.