Selasa 12 Apr 2022 06:49 WIB

Ilmuwan Lihat Keanehan Suhu di Planet Neptunus yang Berubah Secara tak Terduga

Suhu di Neptunus yang seharusnya menghangat malah menjadi lebih dingin.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Lingkaran seperti cincin yang mengitari planet Neptunus

 

Adapun mengapa suhu atmosfer Neptunus tampaknya berfluktuasi begitu tak terduga di pertengahan musim. Para peneliti berpikir perubahan kimia atmosfer mungkin berada di balik variasi yang terlihat.

“Sementara metana menyerap sinar matahari dan menghangatkan atmosfer hidrokarbon yang dihasilkan secara fotokimia-terutama etana dan asetilena-adalah pemancar inframerah yang kuat yang berfungsi untuk mendinginkan stratosfer,” para peneliti menjelaskan dalam makalah mereka.

“Keseimbangan antara pemanasan dan pendinginan radiasi ini berubah seiring dengan perubahan jumlah hidrokarbon fotokimia,” ujarnya.

Penelitian sebelumnya yang menyelidiki suhu Saturnus menemukan bahwa interaksi bahan kimia di awan atmosfer dapat memengaruhi suhunya, yang mengarah ke puncak suhu sebelum penyinaran matahari maksimum, dan mungkin hal serupa terjadi di sini.

"Meskipun demikian, mengingat periode orbit Neptunus selama 165 tahun, setiap perubahan musim diperkirakan akan terjadi secara bertahap selama beberapa dekade," tulis para peneliti.

"Perubahan cepat yang diamati antara 2018 dan 2020 tampak sangat cepat untuk respons musiman. Proses tambahan tampaknya beroperasi di atmosfer Neptunus pada skala waktu sub-musim, dan pada skala regional dan global."

Penjelasan lain bisa jadi variasi cuaca. Ini mungkin mempengaruhi komposisi awan atmosfer dan kimia, termasuk efek vortisitas gelap yang terlihat di Neptunus, yang merupakan teka-teki planet yang masih kita pelajari.

 

Fluks matahari juga patut dipertimbangkan dengan mencatat bahwa perubahan pancaran cahaya yang disebabkan oleh siklus aktivitas Matahari entah bagaimana mungkin memicu perubahan fotokimia di atmosfer Neptunus, yang sekali lagi dapat menjelaskan fluktuasi suhu yang kita lihat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement