REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teleskop luar angkasa Kepler Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika (NASA) telah menemukan planet baru yang terlihat seperti kembaran Jupiter. Penemuan ini dijelaskan dalam sebuah studi yang diposting pada 31 Maret ke server pracetak ArXiv.org dan telah diajukan untuk publikasi di jurnal akademis Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
Sebuah tim astrofisikawan internasional telah menemukan sebuah planet ekstrasurya yang mirip yang terletak 17 ribu tahun cahaya dari bumi. Jarak itu membuatnya menjadi planet ekstrasurya terjauh yang pernah ditemukan oleh Kepler.
Planet ekstrasurya yang secara resmi ditunjuk K2-2016-BLG-0005Lb, terlihat dalam data yang ditangkap oleh Kepler pada 2016. Sepanjang masa hidupnya, Kepler mengamati lebih dari 2.700 planet yang sekarang dikonfirmasi.
“Kepler juga dapat mengamati tanpa gangguan cuaca atau siang hari, memungkinkan kami untuk menentukan secara tepat massa planet ekstrasurya dan jarak orbitnya dari bintang induknya. Pada dasarnya planet ini merupakan kembaran identik Jupiter dalam hal massa dan posisinya dari matahari, yaitu sekitar 60 persen dari massa matahari kita sendiri,” kata Astronom University of Manchester Inggris Eamonn Kerins, dilansir Space, Kamis (7/4/2022).
Tim yang dipimpin oleh mahasiswa Ph.D University of Manchester David Specht, memanfaatkan fenomena yang dikenal sebagai pelensaan mikro gravitasi untuk menemukan planet ekstrasurya. Dengan fenomena ini, objek di ruang angkasa dapat dilihat dan dipelajari lebih dekat ketika cahaya dari bintang latar dibelokkan dan diperbesar oleh gravitasi objek masif yang lebih dekat.
Tim menggunakan pengamatan selama tiga bulan yang dilakukan Kepler terhadap bentangan langit tempat planet ini berada. Kemudian tim bekerja dengan Iain astronom lain McDonald dari universitas yang sama untuk mengembangkan algoritma pencarian baru.
Dengan kerja sama tim, mereka mampu mengungkapkan lima kandidat dalam data, termasuk satu yang paling jelas menunjukkan tanda-tanda sebuah planet ekstrasurya. Pengamatan berbasis darat lainnya dari bentangan langit yang sama menguatkan sinyal yang sama yang dilihat Kepler tentang kemungkinan adanya planet ekstrasurya.
“Perbedaan sudut pandang antara Kepler dan pengamat di bumi memungkinkan kami untuk melakukan triangulasi di mana di sepanjang garis pandang kami, sistem planet berada,” kata Kerins.
Selain kegembiraan menemukan sebuah planet ekstrasurya dengan instrumen yang tidak lagi digunakan, pekerjaan tim ini patut diperhatikan karena Kepler tidak dirancang untuk menemukan planet ekstrasurya. “Kepler tidak pernah dirancang untuk menemukan planet menggunakan lensa mikro sehingga dalam banyak n meiliza laveda
https://www.space.com/nasa-kepler-space-telescope-exoplanet-discovery