Sabtu 06 Apr 2024 17:07 WIB

Langit Planet Ekstrasurya Menghujani Besi dan Menciptakan Efek Seperti Pelangi

Glory effect menciptakan susunan cincin cahaya konsentris warna-warni seperti pelangi

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolandha
Planet bumi (ilustrasi). Para astronom telah menemukan sesuatu yang mengejutkan di langit planet ekstrasurya yang mengerikan, WASP-76b.
Foto: www.freepik.com
Planet bumi (ilustrasi). Para astronom telah menemukan sesuatu yang mengejutkan di langit planet ekstrasurya yang mengerikan, WASP-76b.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom telah menemukan sesuatu yang mengejutkan di langit planet ekstrasurya yang mengerikan, WASP-76b. Planet ini terkenal karena kondisinya yang sangat ekstrem, di mana suhu yang melampaui 4.350 derajat Fahrenheit (atau 2.398 derajat Celsius) memungkinkan besi untuk menguap di atmosfernya.

Namun, baru-baru ini, sebuah fenomena yang disebut glory effect ditemukan, sehingga menciptakan susunan cincin cahaya konsentris berwarna-warni seperti pelangi. Efek ini terlihat di atmosfer WASP-76b, sebuah planet gas raksasa yang terletak 637 tahun cahaya dari Bumi.

Baca Juga

Ditemukan pada 2013, WASP-76b berjarak hanya 30 juta mil dari bintang kuning induknya, sehingga mengakibatkan suhu yang sangat panas dan kondisi yang sangat ekstrem. Dilansir Space pada Sabtu (6/4/2024), efek ini pertama kali terdeteksi oleh misi perburuan exoplanet milik Badan Antariksa Eropa, Characterizing Exoplanet Satellite (CHEOPS).

Efek ini hanya terjadi dalam kondisi khusus di atmosfer planet, seringkali ditemukan di planet di tata surya kita seperti Venus, tapi ini merupakan penemuan pertama kali di luar tata surya. Para ilmuwan memperkirakan bahwa kemuliaan terjadi ketika cahaya melewati celah sempit di atmosfer, sehingga menyebabkan pembiasan yang berbeda yang disebut "difraksi".

Hasilnya adalah pola garis-garis warna-warni yang terlihat seperti pelangi, tetapi terbentuk karena interferensi cahaya yang berbeda. Penemuan ini memberikan informasi yang berharga tentang planet ekstrasurya ini yang dianggap sebagai salah satu dunia yang paling ekstrem di alam semesta. CHEOPS, yang diluncurkan pada Desember 2019, telah membuktikan kemampuannya untuk mendeteksi fenomena kosmik yang halus dan belum pernah terlihat sebelumnya.

Para ilmuwan berharap bahwa observasi lebih lanjut dari misi seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb atau misi ESA yang akan datang, seperti Ariel, dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang fenomena ini. Penemuan ini juga membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut tentang atmosfer planet ekstrasurya dan pencarian tanda-tanda kehidupan di luar tata surya.

Temuan ini adalah hasil dari kolaborasi internasional antara para ilmuwan dari berbagai lembaga penelitian, dan penelitiannya telah dipublikasikan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement