Senin 15 Nov 2021 16:56 WIB

Sampai Kapan Terjadi Kelangkaan Chip?

Kekurangan chip terjadi dalam skala ekstrim.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Microchip (ilustrasi)
Foto:

Apa solusinya?

Menurutnya, hal terpenting yang harus dilakukan untuk keluar dari kesulitan dalam situasi ini dan meminimalkan hal serupa di masa depan adalah meningkatkan kolaborasi antara semua pemain dalam ekosistem.

Segars optimistis bahwa investasi saat ini dan masa depan akan memudahkan rantai pasokan dalam jangka pendek, tetapi dia juga berhati-hati agar tidak menciptakan ekspektasi besar. Sekitar 2 juta dolar Amerika Serikat (AS) sepekan akan dihabiskan beberapa tahun ke depan untuk menambah kapasitas dan membangun fasilitas baru.

“Itu akan menambah sekitar 50 persen kapasitas tambahan selama lima tahun ke depan,” katanya.

Masalahnya adalah di mana tempat untuk menambahkan kapasitas ini. Karena ketergantungan saat ini pada Asia untuk sebagian besar produksi chip, banyak orang berpikir bahwa baik untuk mulai membangun lebih banyak kapasitas di tempat lain. Namun, rantai pasokan untuk wafer-blok bangunan dari output-sangat terkonsentrasi dan menyiapkan produksi wafer baru adalah tugas yang jauh lebih sulit.

Albert Liu, CEO Kneron, sebuah perusahaan semikonduktor yang merancang dan membuat Edge AI, serta chipset machine learning untuk mobil setuju dengan Segars.

“Kami berbicara dengan Liu selama acara tersebut dan dia yakin penyebab terbesarnya adalah lonjakan permintaan, terutama dari pasar Amerika Utara,” kata Segars.

Ketika orang-orang mulai membeli mobil lagi, beberapa pembuat mobil, yang frustasi karena tidak bisa mendapatkan pengiriman, mulai menempatkan pesanan rangkap untuk mendapatkan prioritas, sering kali menawarkan untuk membayar lebih.

Ini juga menciptakan masalah yang lebih signifikan merencanakan produksi, karena pabrikan membutuhkan waktu lama untuk memperlengkapi kembali jalur produksi. Dia mengatakan ada masalah lain, seperti kesulitan sumber bahan baku dan kapasitas angkut yang berkurang karena pandemi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement