REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Studi baru yang diterbitkan Astrophysjcal Journal, Rabu (13/10) mengungkap para astronom telah mendeteksi gelombang radio misterius yang datang dari pusat bima sakti. Sejauh ini, astronom tidak tahu apa penyebabnya.
Sebuah tim ilmuwan dari seluruh dunia menemukan objek tersebut menggunakan teleskop radio CSIRO di Australia Barat. Penulis utama studi dan mahasiswa PhD di Universitas Sydney, Ziteng Wang mengatakan, mereka awalnya percaya sinyal itu bisa jadi bintang mati yang berputar yang disebut pulsar, tetapi sinyalnya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan dari jenis-jenis benda langit tersebut.
"Sinyal paling aneh dari sinyal baru ini adalah memiliki polarisasi yang sangat tinggi. Ini berarti cahayanya berisolasi hanya dalam satu arah, tetapi arah itu berputar seiring waktu," kata Wang seperti dikutip dari laman CBS News, Rabu (13/10).
Ia menambahkan, kecerahan objek juga bervariasi secara dramatis, dengan faktor 100, dan sinyal menyala dan mati tampaknya secara acak. Pihaknya mengaku belum pernah melihat fenomena seperti itu.
Sementara itu, pengawas PhD dan profesor Wang di Institut Astronomi dan Sekolah Fisika di Sydney Tara Murphy mengatakan, sinyal radio dinamakan ASKAP J173608.2-321635 setelah koordinatnya yang unik karena awalnya tidak terlihat kemudian menjadi terang dan memudar sebelum muncul kembali.
"Perilaku ini sangat luar biasa," katanya.
Para ilmuwan mendeteksi enam sinyal radio dari sumber selama sembilan bulan di 2020 dan mencoba menemukan objek dalam cahaya visual tetapi tak menemukan apapun. Mereka memilih menggunakan teleskop radio CSIRO dan gagal mengenali sumbernya. Menurut siaran pers, sinyal tidak sesuai dengan pola variabel sumber radio yang dipahami saat ini dan ini bisa menyarankan kelas baru objek bintang.
"Informasi yang kami miliki memiliki beberapa kesakaan dengan munculnya kelas objek misterius yang dikenal sebagai Transien Radio Pusat Galactic (GCRT), termasuk yang dijuluki 'cosmic burper'," kata co supervisor Wang, David Kaplan yang juga seorang profesor dari Univeesitas Wisconsin-Milwaukee itu.
"Sementara objek baru kami, ASKAP J173608.2-321635 memang berbagi sifat dengan GCRT, ada juga perbedaan. Dan kami tidak begitu memahami sumber-sumber itu, jadi ini menambah misteri," ujarnya.
Ketika para ilmuwan terus mengawasi lebih banyak petunjuk, sumber dari sinyal radio lain telah terdeteksi dalam beberapa bulan terakhir. Pada Mei lalu, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melacak sumber ledakan radio misterius yang mengirimkan sinyal ke bumi.