Kamis 03 Jun 2021 07:31 WIB

Robot Anjing Ini Bisa Bantu Ukur Lingkungan Berbahaya

Robot dilengkapi dengan teknologi teleksistensi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Profesor Yvan Petillot dan robot anjing.
Foto: engineering and technology
Profesor Yvan Petillot dan robot anjing.

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH—Ilmuwan Skotlandia telah menggunakan robot ‘anjing’ berkaki empat sebagai bagian dari penelitian. Anjing ini bisa menyelidiki bagaimana teknologi dapat membantu orang yang bekerja di lingkungan berbahaya.

Para ahli di Robotarium Nasional, yang berbasis di Universitas Heriot-Watt di Edinburgh, menyesuaikan robot dengan teknologi “teleksistensi”. Teknologi ini memungkinkan manusia mengalami lingkungan tanpa berada di sana, menggunakan perangkat seperti mikrofon dan kamera untuk menyampaikan suara dan video.

Baca Juga

Robot seharga 60 ribu poundsterling ini merupakan bagian dari rangkaian “Spot” yang dibuat oleh perusahaan desain robotika Boston Dynamics. Para ilmuwan akan menggunakan perangkat keras teleksistensi untuk melakukan penelitian tentang bagaimana robot dapat mendukung manusia di lingkungan berbahaya seperti inspeksi energi lepas pantai dan pemulihan bencana.

“Memasukkan robot ini dengan teknologi teleksistensi kami berarti kami dapat melakukan berbagai eksperimen,” kata Profesor Yvan Petillot, seorang profesor robotika dan sistem otonom di Universitas Heriot-Watt dan pimpinan co-akademik National Robotarium, dilansir dari Engineering and Technology, Kamis (3/6).

“Kami dapat menguji bagaimana robot dapat membantu dan mendukung orang yang bekerja di lingkungan berbahaya, termasuk platform minyak dan gas serta kilang minyak,” ujarnya lagi.

Petillot menambahkan bahwa dalam operasi pencarian dan penyelamatan, robot Spot yang diisi dengan sensor dapat memantau tanda-tanda vital korban dan mengirimkan gambar serta suara kembali ke rumah sakit. Ini memungkinkan dokter untuk menawarkan saran tentang perawatan atau memutuskan kapan aman untuk memindahkan pasien.

Robot desain ini dapat memanjat puing-puing, berjalan naik turun tangga dan mengatasi bahaya seperti debu dan hujan.

“Fitur-fitur ini akan terbukti sangat berguna saat kami mengembangkan lebih banyak cara untuk memastikan robot dapat membantu menjaga orang tetap aman dan menghemat uang perusahaan,” katanya.

Melalui proyek dengan ORCA Hub, aplikasi pertama untuk penelitian mereka dengan robot akan membantu mendukung industri konstruksi , menurut Dr Sen Wang, seorang profesor di Universitas Heriot-Watt.

Dia mengatakan tim berencana untuk memasang lidar ke robotnya- sebuah teknologi yang mirip dengan radar tetapi menggunakan cahaya daripada gelombang radio. Ini akan memungkinkan robot untuk membangun gambaran sekelilingnya sambil melihat rintangan seperti puing-puing di lokasi konstruksi.

“Kami telah menyiapkannya untuk menjadi pengumpul data dan pusat data bergerak, dilengkapi dengan solusi telepresence canggih. Ketika kami menyebarkannya di lokasi konstruksi, itu akan mengumpulkan dan mengukur secara real-time, menyampaikan data ke beberapa ahli sekaligus, di seluruh dunia. Ini berarti perusahaan konstruksi, di mana pun lokasinya, dapat memperoleh manfaat dari keahlian di seluruh dunia,” ujarnya.

Menurut Wang, menggunakan Spot dengan cara ini berpotensi mempercepat proses konstruksi, mengurangi biaya pengerjaan ulang, mendeteksi bahaya, meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kontrol kualitas di lokasi tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement