REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Bulan, satelit alami Bumi satu-satunya dan benda langit terdekat tampaknya menjadi sorotan akhir-akhir ini. Berbagai lembaga dan perusahaan bergegas untuk mendapatkan teknologi di permukaan bulan.
Jepang telah membuat rencana untuk meluncurkan bola robot kecil pada awal tahun depan. Berita itu muncul tepat setelah General Motors dan perusahaan Lockheed Martin mengumumkan kemitraan untuk membuat kereta bulan untuk program eksplorasi Bulan NASA. Namun, karena permukaan Bulan dilapisi dengan regolith (batuan besar dan debu), misi pendaratan di masa depan ini bisa jadi sulit dan berpotensi berbahaya.
Dengan robot bulan baru yang dapat diubah ini, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) berharap dapat memperoleh data tambahan di permukaan bulan. Informasi yang diperoleh akan berkontribusi pada pengembangan Lunar Cruiser, dilansir di Auto Evolution, Selasa (31/5).
Direncanakan untuk diluncurkan pada tahun 2022, robot tersebut akan diangkut oleh pendarat bulan perusahaan Jepang ispace. Setelah berada di Bulan, robot akan mengambil foto regolith dan debu dan mengirimkannya ke pusat kendali misi melalui pendarat bulan. Robot yang dapat bertransformasi ini memiliki diameter 80 mm (hampir seukuran bola bisbol) dan beratnya sekitar 250 g.
Menurut JAXA, robot yang belum disebutkan namanya ini dapat berubah dari bentuk bola menjadi bentuk lari setelah mendarat, berkontribusi pada pengurangan volume selama pengangkutan. Masih berbentuk bola, tapi dilihat dari desainnya, akan menggunakan semacam roda untuk bergerak di medan yang kasar.
JAXA berencana untuk mendaratkan Lunar Cruiser di Bulan pada tahun 2029. Data yang dikumpulkan oleh bola robot kecil ini akan membantu para ilmuwan mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk misi masa depan. Sampai saat itu, kita dapat menunggu GM dan Lockheed Martin untuk meluncurkan kereta bulan mereka, yang sudah dijadwalkan mendarat di bulan pada tahun 2024.