Senin 19 Apr 2021 15:45 WIB

Absen 45 Tahun, Rusia akan Kembali Luncurkan Misi ke Bulan

Rusia akan mempelajari air yang terkunci di bawah permukaan dalam es permanen.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Pesawat yang akan diluncurkan pada misi Luna 25 milik Rusia.
Foto:

Pendarat akan membawa seperangkat instrumen yang dirancang untuk mempelajari bagaimana pengaruh berbagai hal mempengaruhi permukaan bulan. Variabel yang dimaksud adalah angin matahari, aliran konstan partikel bermuatan yang mengalir dari matahari, aliran konstan partikel bermuatan yang mengalir dari matahari dan mengalir tata surya.

Dua misi terakhir dalam seri Luna belum ada tanggal peluncurannya. Tapi Luna 28, juga dikenal sebagai Luna-Grunt, akan membawa langsung dari pendahulunya dengan membawa kembali ke Bumi secara kriogenik menyimpan sampel dari kutub selatan bulan yang akan menahan air es dan apa yang disebut senyawa volatil lainnya.

Selanjutnya, Luna 29 akan membawa penjelajah Lunokhod baru, kembali lagi ke misi Soviet. Lunokhod -1 menjadi penjelajah pertama yang berhasil di dunia lain pada 1970 dan menghabiskan 10 bulan menjelajahi wilayah yang dijuluki Mare Imbrium atau Sea of Rains.

Ambisi negara lain

Rusia memiliki banyak perusahaan dalam membuat sketsa program eksplorasi bulan yang ambisius. Amerika Serikat menargetkan eksplorasi manusia dengan program Artemis, yang juga mencakup banyak misi robotik bulan.

Pada Desember 2020, China mengirimkan sampel bulan pertama ke Bumi dalam beberapa dekade dalam serangkaian misi yang masih berlangsung yang disebut Chang’e. India dan Israel sama-sama menjanjikan pesawat ruang angkasa penerus setelah pendarat bulan mereka-masing-masing dijuluki Chandrayaan-2 dan Baresheet-mendarat di bulan pada 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement