Jumat 15 Jan 2021 15:32 WIB

Polusi Cahaya Picu Dampak Negatif Lingkungan dan Kesehatan

Para ilmuwan memperkirakan, planet Bumi menjadi lebih terang 2 persen setiap tahunnya

Lintasan sinar lampu mobil berpadu dengan lansekap kota malam hari di salah satu sudut kota Jakarta.
Foto:

Berdampak pada biodiversitas dan perubahan iklim

Ritme alamiah siang dan malam bukan cuma diperlukan oleh manusia. Hewan liar juga kini mengalami banyak masalah beradaptasi dengan cahaya buatan yang terang benderang di malam hari.

Burung kembara misalnya, kehilangan orientasinya. Terumbu karang tidak lagi melakukan reproduksi, dan anak penyu yang baru menetas, justru mengarah ke daratan yang terang bukannya ke ke laut, dan tukik mati.

"Ada perubahan luar biasa akibat meningkatnya intesitas cahaya di malam hari. Ini sesutu yang baru pada evolusi," kata Sibylle Schroer, ilmuwan di Leibniz Institute for Freshwater Ecology and Inland Fisheries di Berlin.

Serangga pun juga terdampak. Sebuah riset menunjukkan, di Jerman saja diperkirakan 100 miliar serangga malam mati setiap tahun pada musim panas, sebagai dampak penerangan buatan. Serangga yang terbiasa berorietntasi pada sinar bulan, kini tertarik pada lampu jalanan yang jauh lebih terang. Serangga terbang di sekeliling lampu, dan akhirnya mati kelelahan. Atau menjadi terlalu lemah untuk melakukan reproduksi, atau mati dimangsa predator.

Laporan lain yang dirilis 2016 menyebutkan, tanaman yang tumbuh dekat lampu penerangan jalan, lebih sedikit diserbuk serangga pada malam hari, dan menghasilkan buah yang lebih sedikit. Tanaman juga mengalami dampak cahaya lebih banyak pada malam hari, dengan bertunas lebih cepat dan daunnya rontok lebih belakangan di musim gugur.

"Efek tunggal pada satu jenis organisme, memiliki efek pada seluruh ekosistem" jelas Schroer.

Di sisi lainnya, di banyak negara saat ini bahan bakar fosil adalah sumber energi utama untuk membangkitkan listrik. Penggunaan penerangan berlebihan di malam hari, memicu naiknya kebutuhan bahan bakar fosil, yang berkontribusi pada pencemaran udara dan perubahan iklim.

Pavan Kumar, ilmuwan dari Rani Lakshmi Bai Central Agricultural University di negara bagian India Utara Pradesh mengatakan, "lebih dari 12 juta ton karbon dikoksida dilepaskan ke atmosfer setiap tahunnya, akibat pembakaran BBM fosil untuk membangkitkan listrik bagi penerangan di malam hari."

 

sumber: https://www.dw.com/id/pencemaran-cahaya-buatan-picu-dampak-negatif/a-56223588

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement