Jumat 15 Jan 2021 15:32 WIB

Polusi Cahaya Picu Dampak Negatif Lingkungan dan Kesehatan

Para ilmuwan memperkirakan, planet Bumi menjadi lebih terang 2 persen setiap tahunnya

Lintasan sinar lampu mobil berpadu dengan lansekap kota malam hari di salah satu sudut kota Jakarta.
Foto:

Pengaruh kesehatan polusi cahaya buatan

Orang yang hidup di kota besar, menjadi yang paling mengalami dampak terlalu banyaknya cahaya buatan. Di kota kedua terbesar India, Mumbai yang populasinya lebih dari 18 juta orang, polusi cahaya buatan sudah memicu masalah kesehatan.

Lampu-lampu billboard, lampu penerangan jalan, lampu sorot di stadion atau arena kegiatan lainnya terus menyala hingga jauh tengah malam, bahkan hingga jam 3 dini hari.

"Saya terganggu oleh cahaya terang yang menembus hingga kamar tidur, akibatnya saya tidak bisa tidur. Secara mental saya terdampak," ujar Nilesh Desai, pekerja perusahaan IT dan juga aktivis antipolusi cahaya di Mumbai.

Dia sudah mengajukan keluhan kepada pemerintah tahun 2018, tapi klaimnya itu diabaikan.

Ilmu pengetahuan kini menunjukkan adanya keterkaitan antara polusi cahaya buatan dengan gangguan tidur, cedera mata, obesitas, dan dalam beberapa kasus bahkan depresi. Sebuah riset dari AS pada pekerja yang melakukan kerja shift malam pada 2007, bahkan menunjukkan adanya koneksi dengan kanker payudara. Semua itu berkorelasi dengan melatonin, hormon yang dilepaskan jika hari menjadi gelap.

"Jika tubuh kita tidak memproduksi hormon tersebut, karena kita terekspos terlalu banyak cahaya pada malam hari sebagai pekerja shift malam, akibatnya seluruh fungsi jam biologis menjadi kacau dan bermasalah," ujar pakar geoinformatika Kyba.

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement