Selasa 12 Jan 2021 13:43 WIB

WhatsApp, Telegram, dan Signal, Mana yang Anda Pilih?

Signal dan Telegram menjadi alternatif bagi pengguna WhatsApp yang ingin bermigrasi.

Rep: Meiliza Laveda/ Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Aplikasi Signal mengalami kenaikan pengguna.
Foto:

Telegram

Aplikasi Telegram yang dikembangkan oleh Nikolai dan Pavel Durov berbasis di Rusia, meminta sedikit informasi pengguna. Pengguna hanya membutuhkan user ID (email ID) dan nomor telepon termasuk daftar kontak. Tentunya, ini tidak seberapa dibandingkan dengan Whatsapp.

Meski begitu, ada hal yang mengganggu. Misal, fitur notifikasi jika ada pengguna baru Telegram dari daftar pengguna. Ini secara otomatis memberikan peringatan, orang ini telah bergabung dengan Telegram.

Masalah lain adalah Telegram tidak menawarkan enkripsi end-to-end secara default. Namun, sisi baiknya, Telegram memiliki fitur obrolan rahasia khusus yang tidak dapat diakses atau disimpan termasuk oleh Telegram. Obrolan tersebut hanya dapat dilihat oleh pengirim dan penerima. Jika pengatur waktu disetel untuk pesan, pengatur waktu akan hancur sendiri setelah waktu yang ditetapkan habis. Fitur panggilan Telegram adalah enskripsi end-to-end.

Telegram menawarkan opsi penyimpanan cloud, tetapi memiliki risiko didekripsi jika ada orang yang memiliki ID akun pengguna, baik Google Drive atau iCloud dan kata sandi. Selain itu, server Telegram memang memiliki akses ke kunci enkripsi.

Salah satu keuntungan menggunakan Telegram adalah memiliki batas 2GB untuk mengirim dokumen atau konten media apa pun. Ini jauh lebih tinggi daripada aplikasi messenger populer mana pun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement