Kamis 07 Jan 2021 13:13 WIB

Bumi Berotasi Lebih Cepat dari 50 Tahun Lalu, Apa Dampaknya?

Rotasi Bumi yang lebih cepat berdampak pada koreksi waktu yang diukur dengan jam atom

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi jam atom.
Foto:

Namun, menurut Time and Date, percepatan putaran Bumi baru-baru ini membuat para ilmuwan berbicara untuk pertama kalinya tentang lompatan 'detik negatif'.

Alih-alih menambahkan satu detik, ilmuwan mungkin perlu mengurangi satu detik. Itu karena rata-rata panjang hari adalah 86.400 detik. Namun, hari astronomi pada tahun 2021 akan memiliki waktu rata-rata 0,05 milidetik lebih pendek. Sepanjang tahun, itu akan menambah jeda 19 milidetik dalam waktu atom.

"Sangat mungkin bahwa detik negatif akan diperlukan jika laju rotasi bumi semakin meningkat, tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ini mungkin terjadi," kata Fisikawan, Peter Whibberley dari National Physics Laboratory di Inggris kepada The Telegraph.

Diskusi internasional sedang berlangsung yang membahas tentang masa depan detik kabisat. Menurut Whibberley, kebutuhan akan detik kabisat negatif mungkin dapat mendorong keputusan untuk mengakhiri detik kabisat selamanya.

Tahun 2020 sudah lebih cepat dari biasanya, secara astronomis. Menurut Time and Date, Bumi memecahkan rekor sebelumnya untuk hari astronomi terpendek yang ditetapkan pada 2005, 28 kali. Hari terpendek tahun itu jatuh pada 5 Juli saat Bumi menyelesaikan rotasi 1,0516 milidetik lebih cepat dari 86.400 detik.

Sementara hari terpendek di tahun 2020 adalah 19 Juli, ketika planet menyelesaikan satu putaran 1.4602 milidetik lebih cepat dari 86.400 detik.

Menurut NIST, detik kabisat memiliki pro dan kontra. Detik kabisat berguna untuk memastikan bahwa pengamatan astronomi disesuaikan dengan waktu jam. Tapi, hal itu dapat merepotkan beberapa aplikasi pencatatan data dan infrastruktur telekomunikasi.

Beberapa ilmuwan di International Telecommunication Union telah menyarankan agar jarak antara jam  astronomi dan jam atom melebar hingga "jam kabisat" diperlukan yang akan meminimalkan gangguan pada telekomunikasi.

Layanan Sistem Referensi dan Rotasi Bumi Internasional (IERS) di Paris, Prancis bertanggung jawab untuk menentukan apakah perlu menambah atau mengurangi detik kabisat. Menurut Pusat Orientasi Bumi Layanan, saat ini, IERS tidak menunjukkan detik kabisat baru yang dijadwalkan untuk ditambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement