Senin 04 Jan 2021 05:25 WIB

Profesor Harvard: Teknologi Alien Masuk Tata Surya pada 2017

Oumuamua diyakini merupakan tanda awal dari kedatangan alien.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Teleskop luar angkasa Hubble milik NASA menangkap gambar luas biasa. Gambar ini memperlihatkan dua nebula planet, awan gas besar, dan debu di luar angkasa.
Foto:

Mulanya, para peneliti menilai Oumuamua hanya komet biasa. Akan tetapi, Oumuamua memiliki bentuk memanjang, di mana panjangnya 5-10 kali lebih besar dibandingkan lebarnya. Profesor Loeb mengatakan, tak ada benda luar angkasa yang secara alami memiliki bentuk seperti Oumuamua, atau bahkan sekedar menyerupainya.

"Selain itu, Oumuamua juga memancarkan terang yang tak biasa," ungkap Loeb yang kemudian mengibaratkan pancaran terang tersebut seperti logam yang bersinar, seperti dilansir New York Post.

Seperti dilansir EO Portal, pergerakan Oumuamua di sistem Tata Surya juga dinilai tak biasa dan belum dapat dijelaskan oleh ilmuwan. Astronomer Karen Meech dari University of Hawai'i bahkan menilai pergerakan Oumuamua tak hanya didorong oleh gravitasi. Oumuamua tampak seperti komet yang arah pergerakannya bisa sedikit berubah oleh dorongan gas yang berasal dari dalam Oumuamua itu sendiri.

Melalui buku terbarunya Extraterrestrial: The First Sign of Intelligent Life Beyond Earth yang akan segera terbit, Loeb menilai Oumuamua mungkin saja bukan sekedar batu luar angkasa, melainkan bagian dari teknologi alien.

Loeb menyinggung bahwa komet ini mungkin terlihat biasa saja bagi orang-orang saat ini. Akan tetapi, menurut Loeb, manusia gua yang melihat ponsel juga akan menganggap perangkat elektronik tersebut sebagai batu bersinar biasa.

"Dia hanya melihat bebatuan sepanjang hidupnya, dan dia akan berpikir (ponsel) itu sekedar batu bersinar saja," jelas Loeb dalam sesi wawancara bersama New York Post.

Loeb mengatakan, sebagian orang tidak ingin membuka pikiran bahwa ada kemungkinan kehidupan lain di luar Bumi. Mereka memilih untuk percaya bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk yang istimewa dan unik.

"Menurut saya, itu sebuah prasangka yang sebaiknya diabaikan," tutur Loeb.

Dalam kesempatan berbeda, Loeb mengatakan ada kemungkinan bahwa Oumuamua merupakan sebuah teknologi aktif atau pesawat luar angkasa yang tak lagi beroperasi dan hanya melayang di angkasa. Akan tetapi, tak ada yang bisa peneliti lakukan saat ini untuk membuktikan kebenarannya.

Loeb menyebut, arah kedatangan Oumuamua berasal dari bintang terbesar di konstelasi Lyra yang bernama Vega. Kemunculan Oumuamua pada 2017 lalu mungkin saja akan diikuti oleh kemunculan-kemunculan lain yang lebih aktif di masa mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement