Selasa 14 Jul 2020 14:29 WIB

Astronom Temukan Suar Raksasa dari Bintang Terdekat

Suar rakasad dari bintang AD Leonis berukuran 20 kali lebih besar dari suar matahari.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Suar bintang. ilustrasi
Foto: NASA
Suar bintang. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Para astronom di Jepang telah melihat suar raksasa atau 'superflare' yang muncul dari bintang terdekat. Para peneliti di Kyoto University dan National Astronomical Observatory of Japan mendeteksi 12 suar bintang pada AD Leonis, katai merah 16 tahun cahaya dari Bumi

Bintang katai merah adalah bintang terkecil dan paling berlimpah di galaksi kita. Bintang katai merah juga bintang yang berumur panjang.

Baca Juga

Menurut para ahli, dilansir di Fox News, Selasa (14/7), salah satu suar matahari yang terlihat pada AD Leonis adalah 20 kali lebih besar dari suar yang dipancarkan oleh matahari kita. Suar dideteksi menggunakan teleskop Seimei baru. Penelitian ini diterbitkan dalam Publications of the Astronomical Society of Japan.

"Suar matahari adalah ledakan mendadak yang berasal dari permukaan bintang, termasuk matahari kita sendiri," jelas penulis pertama Kosuke Namekata.

Namekata menjelaskan, pada kesempatan langka, superflare yang sangat besar akan terjadi. Ini menghasilkan badai magnet besar, yang ketika dipancarkan dari matahari kita dapat secara signifikan mempengaruhi infrastruktur teknologi bumi.

"Analisis kami tentang superflare menghasilkan beberapa data yang sangat menarik," tambah Namekata.

Secara khusus, cahaya dari atom hidrogen tereksitasi dari superflare menampilkan sejumlah elektron berenergi tinggi lebih besar dari semburan khas matahari kita.

"Ini pertama kalinya fenomena ini dilaporkan, dan ini berkat presisi tinggi dari Teleskop Seimei," jelas Namekata.

Para ilmuwan berharap bahwa penelitian mereka akan membantu mereka memprediksi superflare dan berpotensi mengurangi kerusakan akibat badai listrik di Bumi.

"Kami bahkan mungkin dapat mulai memahami bagaimana emisi ini dapat memengaruhi keberadaan atau kemunculan, kehidupan di planet lain," kata pemimpin studi tersebut Kazunari Shibata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement