Selasa 23 Aug 2022 07:21 WIB

Ilmuwan Bangun Sistem Peringatan Dini Suar Matahari

Suar matahari menjadi cuaca luar angkasa yang berpotensi berbahaya.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nora Azizah
Suar matahari menjadi cuaca luar angkasa yang berpotensi berbahaya.
Foto: nasa
Suar matahari menjadi cuaca luar angkasa yang berpotensi berbahaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan telah membangun sistem peringatan dini suar matahari yang dapat memberikan peringatan kepada manusia tentang cuaca luar angkasa yang berpotensi berbahaya. Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah studi “Two-Stage Solar Flare Forecasting Based on Convolutional Neural Networks” yang diterbitkan dalam jurnal Space: Science and Technology.

Badai matahari dapat terdiri dari suar matahari yang terlempar keluar dari matahari oleh medan magnet. Ketika suar tiba di bumi, mereka dapat menyebabkan efek drastis, termasuk merusak komunikasi radio dan satelit atau bahkan mengganggu jaringan listrik.

Baca Juga

Para ahli telah berulang kali memperingatkan manusia mungkin tidak siap untuk efek badai matahari yang benar-benar kuat. Peristiwa semacam itu dapat membawa konsekuensi yang mematikan.

Untuk mencoba memahami dan mengurangi dampak badai, para ahli mengamati matahari dan meramalkan cuaca luar angkasa dengan cara yang sama seperti cuaca di bumi. Namun, sistem yang ada masih menghadapi masalah karena karakteristik kompleks medan magnet Matahari yang membuatnya sangat sulit untuk memprediksi perilakunya.

Sekarang para ilmuwan mengatakan mereka telah membentuk sistem baru yang akan bekerja sebagai sistem peringatan dini yang dapat memprediksi cuaca bahwa suar matahari akan terjadi dalam dua hari ke depan.

Dilansir Independent, Selasa (23/8/2022), sistem ini menggunakan jaringan saraf sistem komputer yang terstruktur untuk bekerja dengan cara yang mirip dengan otak manusia, yaitu membantu mengidentifikasi karakteristik yang menunjukkan bahwa suar matahari mungkin sedang terjadi.

“Sistem ini bekerja jauh lebih efektif daripada alat yang ada yang bertujuan untuk memprediksi bagaimana perilaku Matahari,” tulis tim peneliti yang dipimpin oleh Hong Chen dari Huazong Agricultural University di China.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement