REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Solar Dynamics Observatory (SDO) milik Badan Antariksa Amerika (NASA) merekam suar besar meletus dari matahari pada Kamis (28/10). SDO secara konsistem merekam apa yang terjadi di matahari.
Dilansir dari Space, Jumat (29/10), suar itu menyebabkan pemadaman radio sementara, tetapi kuat, di seluruh sisi Bumi yang diterangi matahari yang berpusat di Amerika Selatan, tulis kelompok itu dalam sebuah pernyataan. Pejabat NASA menyebut letusan matahari itu sebagai “suar solar yang signifikan.”
Menurut peringatan dari Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa Amerika Serikat (SWPC) yang melacak perihal cuaca luar angkasa, matahari menembakkan suar surya kelas X1, jenis suar paling kuat, yang memuncak pada 15.35 GMT.
Sebuah lontaran massa koronal dari suar, letusan besar partikel bermuatan, bisa mencapai Bumi pada Sabtu (30/10) atau Ahad (31/10). SpaceWeather.com melaporkan. Letusan itu dapat membuat cahaya utara Bumi menjadi super dan berpotensi mengganggu komunikasi berbasis satelit.
“POW! Matahari baru saja menghasilkan suar yang kuat,” tulis pejabat NASA di Twitter di samping foto suar tersebut.
The #GOES16 Solar Ultraviolet Imager (SUVI) instrument captured a strong solar flare today, seen here in 2 wavelengths. Pretty cool, er -hot! Get @NWSSWPC SUVI data at https://t.co/9Z6HTdJnof @NOAASatellitePA pic.twitter.com/QY4BSWHAHt
— UW-Madison CIMSS (@UWCIMSS) October 28, 2021
Suar matahari adalah letusan besar radiasi dari matahari yang mengirim partikel bermuatan mengalir keluar dari bintang. Suar diklasifikasikan dalam sistem huruf, dengan badai kelas C yang relatif lemah, kelas M lebih moderat dan suar kelas X sebagai yang terkuat.
Ketika mengarah langsung ke Bumi, suar kelas X yang paling kuat dapat mengganggu komunikasi radio dan satelit, serta meningkatkan tampilan aurora planet. Mereka juga dapat disertai dengan letusan besar partikel matahari, yang disebut ejeksi massa koronal. Letusan semacam itu mengirim partikel bermuatan keluar dari matahari dengan kecepatan 1 juta mph (1,6 juta kph) atau lebih, dan biasanya memakan waktu beberapa hari untuk mencapai Bumi.
Suar pada Kamis (28/10) tampaknya juga menimbulkan lontaran massal koronal, kata pejabat SWPC. Suar tersebut berasal dari bintik matahari yang disebut AR2887 yang saat ini diposisikan di pusat matahari dan menghadap Bumi, berdasarkan lokasinya.