Jumat 13 Nov 2015 22:29 WIB

Inception, Resep Google Permudah Pencarian Foto

Pemaparann Computer Vision and Photo Search oleh Product Manager Google Photos, Chris Perry.
Foto: ROL/Agung Sasongko
Pemaparann Computer Vision and Photo Search oleh Product Manager Google Photos, Chris Perry.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Untuk tahu sejauhmana perkembangan teknologi bisa dilihat dari karya sineas Hollywood. Anda pernah menyaksikan film Inception, lalu terkagum-kagum dengan film tersebut?Inilah satu contoh perkembangan itu.

Benang merah dari film ini adalah bagaimana mengatur frame-frame memori satu orang kemudian dikemas hingga satu bentuk tampilan yang utuh seperti kejadian nyata. Mekanisme ini selanjutnya menginspirasi Google membenamkan teknologi Machine Learning pada aplikasinya Google Photos.

Google melihat potensi dari jutaan foto yang diunggah para pengguna Android. Jutaan foto ini ibarat kartu pos tanpa alamat jelas yang menumpuk. Bayangkan, apa yang terjadi apabila Anda ingin memilah jutaan foto untuk menemukan apa yang Anda cari. Bisa jadi, Anda hanya akan mengernyitkan dahi.

Product Manager Google Photos, Chris Perry mengatakan, prinsip Inception pada Google Photos adalah mempermudah pengguna untuk mencari apa yang dibutuhkannya. Saat ini, ada 100 juta orang mencari foto setiap harinya di Google.

“Dari aplikasi Google Photos, kami kenali berbagai macam foto kemudian mengkategorikannya dalam satu folder khusus,” papar Chris saat berbincang dengan perwakilan media dari Indonesia, termasuk Republika, dalam acara Press Event The Magic in the Machine di Tokyo, Selasa (11/11).

Chris menjelaskan, cara kerja teknologi ini adalah foto yang masuk melalui Google Photos akan tersaring pada 22 layers. Layer-layer ini yang akan mengenali dan mengkategorikannya.

“Misalnya, pada layer pertama membuat gambar seperti warna tertentu, kedua menjadi garis, lalu seterusnya dan seterusnya. Pada bagian akhir aplikasi akan menyimpulkan identitas foto tersebut,” kata Chris.

Menurut Chris, kemampuan ini merupakan gambaran bagaimana otak manusia bekerja. Pada otak manusia terdapat neuron yang berfungsi menerima pesan yang diperoleh dari indera. Melalui neuoron stimulus yang diterima indra diproses. Pada akhirnya, proses tersebut menghasilkan respons. Panca indera manusia akan menerjemahkan respons tersebut.

“Apa yang kami paparkan ini tak membuat Anda perlu memahami Neural Network. Karena untuk memahmi itu butuh gelar PHD,” katanya tertawa. Intinya, lanjut dia, apa yang dilakukan setiap layer akan melahirkan prediksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement