REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Operator telekomunikasi berharap pemerintah tidak melakukan perombakan besar-besaran kanal spektrum pascapenetapan pemenang seleksi tambahan blok 11 dan 12 seluler generasi ketiga (3G). Perubahan, menurut mereka, bisa berdampak pada kualitas layanan dan menimbulkan biaya ekonomi tinggi.
"Kami akan ikut seleksi tambahan blok ketiga 3G karena trafik data kian tinggi. Tetapi jika ada wacana bahwa frekuensi harus ditata ulang secara besar-besaran, kita keberatan," kata GM Regulatory XL Axiata Nies Purwati, dalam diskusi "Rethinking Spectrum Management", di Jakarta, Selasa (10/7).
Menurut Nies, XL lebih memilih menerima keadaan dua blok yang dilelang itu apa adanya, tanpa harus merombak atau penataan ulang frekuensi.
Ia menjelaskan, XL pada beberapa tahun lalu mengalami perpindahan blok kanal dengan menempati blok 6, terjepit antara kanal Indosat dan Telkomsel.
"Dengan cara cluster perpindahan kanal waktu itu tidak butuh waktu lama karena pelanggan masih relatif sedikit. Tapi kalau itu (perpindahan kanal) dilakukan saat ini dipastikan menganggu kualitas layanan kepada masyarakat, dan biayanya pun sangat besar," ujar Nies.
Diketahui pemerintah sedang memproses persiapan seleksi "beauty contest" tambahan blok 11-12 frekuensi 3G yang akan dimulai pada September 2012.
Dari lima operator ini, empat sudah menyatakan ingin mendapatkan tambahan blok ketiga di frekuensi 3G, yaitu Telkomsel, XL, Axis, dan HCPT.
Senada dengan itu, GM Regulatory Indosat Risagarti mengatakan, jika ada wacana penataan ulang sebaiknya harus dilakukan secara fair dengan melibatkan semua pemilik lisensi 3G.
"Kami tidak pada posisi ingin menambah blok 3G. Namun pemerintah harus hati-hati, karena masing-masing operator sudah memiliki pelanggan yang besar. Ini kalkulasinya harus matang," ujar Risagarti.