Bertahun-tahun sejak peretasan pada tahun 2020, menurut para pejabat AS dan para pakar swasta, para peretas Rusia terus membobol perusahaan teknologi yang banyak digunakan sebagai bagian dari kampanye-kampanye spionase mereka. Dalam aktivitas yang dijelaskan pada Jumat (8/3/2024), para peretas mungkin menggunakan informasi yang dicurinya dari Microsoft “untuk mengumpulkan gambaran area yang akan diserang dan meningkatkan kemampuannya untuk melakukannya,” kata perusahaan itu dalam sebuah posting blog yang menyertai pengajuan SEC.
“Sampai saat ini kami tidak menemukan bukti bahwa sistem-sistem yang berhubungan dengan pelanggan yang dihosting Microsoft telah disusupi,” kata Microsoft.