REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Teleskop Luar Angkasa James Webb kini telah mengungkapkan detail penting tentang Earendel, bintang yang diketahui merupakan paling jauh dan paling awal diketahui. Earendel pernah ditemukan oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble pada tahun 2022.
NASA mengatakan bahwa Webb telah melanjutkan pengamatan yang sebelumnya dilakukan Hubble. NASA menggunakan instrumen NIRCam (Near-Infrared Camera). “Terungkap bahwa Earendel adalah bintang tipe B masif yang dua kali lebih panas dari Matahari dan sekitar satu juta kali lebih panas dari Matahari serta lebih bercahaya, demikian dikutip dari Indian Express, Jumat (11/8/2023).
Bintang itu terletak di Galaxy Arc Matahari Terbit dan berjarak sekitar 12,9 miliar tahun. Baik Webb dan Hubble hanya dapat mendeteksinya karena fenomena alam yang disebut pelensaan gravitasi, di mana galaksi besar di latar depan membelokkan cahaya yang melewatinya untuk menciptakan efek seperti lensa pembesar.
Untungnya, bintang itu kebetulan sejajar di balik kerutan ruang-waktu yang diciptakan oleh gugus galaksi WHL0137-08, yang terletak di antara Bumi dan Earendel.
Dalam banyak kasus, lensa gravitasi seperti ini mengungkapkan banyak detail tentang bentuk yang "diperbesar", tetapi dalam kasus ini, Earendel sangat jauh sehingga hanya muncul sebagai satu titik cahaya bahkan pada pencitra inframerah beresolusi tinggi Webb. Namun berdasarkan informasi yang ditangkap oleh teleskop, para astronom memperkirakan bahwa penghuni Bumi melihatnya seperti 1 miliar tahun setelah Big Bang. Pemegang rekor sebelumnya diamati sekitar 4 miliar tahun setelah big bang.
Bintang sebesar Earendel jarang datang sendirian. Tetapi para astronom tidak mengharapkan Webb untuk menunjukkan yang lain karena itu akan sangat berdekatan dari sudut pandang manusia di Bumi sehingga tidak dapat dibedakan.
Namun demikian, hanya berdasarkan warna Earendel, para ilmuwan mengira mereka melihat tanda-tanda bintang pendamping yang lebih dingin dan lebih merah.