Rabu 22 Nov 2023 21:33 WIB

Habis Big Bang, Muncul Teenage Galaxy, Apa Itu?

Suhu galaksi ini luar biasa panas dan bersinar dengan cahaya dari sejumlah unsur.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Beberapa galaksi yang muncul pada masa muda alam semesta, seperti 33 galaksi yang dipilih untuk penelitian ini, mengalami periode pembentukan bintang yang intens.  (ilustrasi).
Foto: Science Alert
Beberapa galaksi yang muncul pada masa muda alam semesta, seperti 33 galaksi yang dipilih untuk penelitian ini, mengalami periode pembentukan bintang yang intens. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Berselang dua hingga tiga miliar tahun setelah Big Bang, muncul galaksi yang suhunya luar biasa panas dan bersinar dengan cahaya dari unsur-unsur seperti nikel. Para ilmuwan menyebutnya sebagai galaksi muda atau Teenage Galaxies. Melihat ke dalam galaksi-galaksi ini dapat memberi tahu para ilmuwan lebih banyak tentang bagaimana sistem bintang masif ini tumbuh dan berkembang.

Dilaporkan Indian Express, Rabu (22/11/2023), penelitian yang diterbitkan kemarin di The Astrophysical Journal Letters adalah bagian dari survei Chemical Evolution Constrained using Ionized Lines in Interstellar Aurorae. Para ilmuwan pada bulan Juli mengarahkan Teleskop Luar Angkasa James Webb ke 33 galaksi kuno yang cahayanya menempuh jarak lebih dari 10 miliar tahun untuk mencapai kita dan mengamatinya selama lebih dari sehari. Dalam prosesnya, mereka menangkap pemandangan paling detail dari galaksi-galaksi ini yang pernah ditangkap

Baca Juga

Beberapa galaksi yang muncul pada masa muda alam semesta, seperti 33 galaksi yang dipilih untuk penelitian ini, mengalami periode pembentukan bintang yang intens. Galaksi yang lebih modern, seperti Bima Sakti, masih membentuk bintang namun tidak secepat itu. Beberapa lainnya sudah berhenti membentuk bintang sama sekali. Penelitian baru ini dapat membantu para astronom memahami bagaimana galaksi-galaksi yang berbeda melewati jalur yang berbeda-beda, menurut Carnegie Institution for Science.

Para ilmuwan yang bekerja pada proyek CECILIA mengamati spektrum dari galaksi-galaksi jauh ini. Mereka memisahkan cahaya menjadi komponen panjang gelombang. Ini membantu mereka mengukur suhu dan komposisi kimia dari sumber cahaya. Dengan menggunakan teknik ini, mereka mengidentifikasi delapan unsur berbeda, hidrogen, helium, nitrogen, oksigen, silikon, belerang, argon, dan nikel. Tim tersebut sangat terkejut saat mendeteksi nikel.

Semua unsur yang lebih berat dari hidrogen dan helium terbentuk di dalam bintang. Ketika bintang-bintang meledak, mereka membuang unsur-unsur tersebut ke lingkungan kosmiknya, di mana mereka akhirnya menjadi bagian dari generasi bintang berikutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement