Senin 19 Dec 2022 16:11 WIB

Studi Sebut TikTok Tampilkan Konten Berbahaya ke Remaja

TikTok disebut kerap menampilkan konten bunuh diri, dan gangguan makan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pengunjung melewati stan pameran TikTok di pameran game komputer Gamescom di Cologne, Jerman, Kamis, 25 Agustus 2022. Sekitar 1.100 peserta pameran dari 53 negara mengharapkan puluhan ribu penggemar game setiap hari untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 di acara game terbesar di dunia.
Foto:

 

Peningkatan pengawasan untuk TikTok

Dilansir CNET, Senin (19/12/2022), popularitas TikTok, terutama di kalangan remaja, telah meroket selama beberapa tahun terakhir. Menurut analitik data.ai, sekarang platform tersebut memiliki 111 juta pengguna aktif bulanan di Amerika Serikat (AS). Namun, keberhasilannya juga menarik perhatian spesialis keselamatan anak, pembuat undang-undang, dan regulator.

Pekan lalu, tiga anggota Kongres memperkenalkan undang-undang yang akan melarang platform milik China di AS karena kekhawatiran tentang adanya mata-mata dan propaganda. Penelitian yang diterbitkan oleh CCDH menyoroti masalah keamanan tambahan di platform.

Riset tentang TikTok muncul lebih dari setahun setelah whistleblower Meta Frances Haugen mengungkapkan riset internal Meta menunjukkan Instagram berdampak negatif pada kesehatan mental remaja, terutama perempuan dengan gangguan makan. Sebagai hasil dari pengungkapan tersebut, Meta membuat sejumlah perubahan pada platform, termasuk menambahkan kontrol orang tua yang lebih kuat dan menjauhkan remaja dari konten yang mungkin tidak mendukung kesejahteraan mereka.

CCDH mengatakan mereka menggunakan metodologi yang sama untuk melakukan penelitiannya ke TikTok seperti yang digunakan Meta dalam studi internalnya sendiri. Para peneliti membuat total delapan akun terdiri dari dua berbasis di AS, dua di Inggris, dua di Kanada, dan dua di Australia.

Setengahnya memiliki nama pengguna umum dan setengahnya memiliki nama pengguna yang menyertakan menurunkan berat badan di nama pengguna. Informasi itu guna melihat apakah TikTok akan menyajikan konten yang berbeda kepada anak muda yang mengidentifikasi diri mereka tertarik pada penurunan berat badan.

 

Mereka menemukan bahwa akun-akun ini mendapat sajian konten tiga kali lebih berbahaya daripada akun biasa. “Apa yang kami temukan benar-benar mengkhawatirkan adalah bahwa TikTok mengenali kerentanan," ucap Ahmed.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement