Ahad 18 Dec 2022 17:09 WIB

Kejutan! Ilmuwan Temukan 2 Planet Kembar yang Setengahnya Terdiri dari Air

Dunia air ditemukan menggunakan teleksop Hubble dan Spitzer.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi planet.
Foto:

Data lama temuan baru

Pada 2014, data dari Teleskop Luar Angkasa Kepler NASA memungkinkan para astronom untuk mengumumkan deteksi tiga planet yang mengorbit bintang Kepler-138. Temuan ini didasarkan pada penurunan cahaya bintang yang dapat diukur saat planet tersebut melintas sesaat di depan bintangnya.

Benneke dan rekannya Diana Dragomir, dari University of New Mexico, muncul dengan ide untuk mengamati kembali sistem planet dengan teleskop luar angkasa Hubble dan Spitzer antara 2014 dan 2016 untuk menangkap lebih banyak transit Kepler-138 d, planet ketiga dalam sistem, untuk mempelajari atmosfernya.

Temuan planet baru

Kepler-138 c dan d, tidak terletak di zona layak huni. Zona layak huni di sini adalah area di sekitar bintang di mana suhu memungkinkan air cair di permukaan planet berbatu. Namun dalam data Hubble dan Spitzer, peneliti juga menemukan bukti adanya planet baru dalam sistem, Kepler-138 e, di zona layak huni.

Planet yang baru ditemukan ini berukuran kecil dan lebih jauh dari bintangnya dibandingkan tiga planet lainnya. Butuh waktu 38 hari untuk menyelesaikan orbitnya. Namun, sifat planet tambahan ini tetap menjadi pertanyaan karena tampaknya tidak transit ke bintang induknya. Mengamati transit exoplanet akan memungkinkan para astronom untuk menentukan ukurannya.

Dengan diketahuinya keberadaan Kepler-138 e, ilmuwan mengukur ulang massa planet yang telah diketahui sebelumnya. 

Para peneliti mendapat kejutan lain. Mereka menemukan bahwa dua dunia air Kepler-138 c dan d adalah planet "kembar", dengan ukuran dan massa yang hampir sama. Penelitian sebelumnya menganggap kedua planet ini sangat berbeda.

Sebaliknya, planet yang lebih dekat, Kepler-138 b, dipastikan sebagai planet kecil bermassa Mars, salah satu exoplanet terkecil yang diketahui hingga saat ini.

 

“Saat instrumen dan teknik kami menjadi cukup sensitif untuk menemukan dan mempelajari planet yang jauh dari bintangnya, kami mungkin mulai menemukan lebih banyak dunia air ini,” ucap Benneke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement