Senin 15 Aug 2022 10:25 WIB

Kenapa Bintang Betelgeuse Menjadi Lebih Redup pada 2019?

Analisis baru mengungkapkan Betelgeuse meledak dan masih dalam pemulihan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Friska Yolandha
Bintang Betelgeuse
Foto:

Penelitian baru ini juga memasukkan informasi dari berbagai observatorium bintang lainnya, seperti Observatorium Robot STELLA di Kepulauan Canary Spanyol, dan pesawat ruang angkasa STEREO-A yang mengorbit Bumi milik Badan Antariksa Amerika (NASA). Dengan menyatukan berbagai jenis data, Dupree dan timnya mampu menyusun narasi ledakan dan akibatnya. Letusan itu menghempaskan sebagian atmosfer bawah bintang, fotosfer, meninggalkan tempat sejuk yang selanjutnya tertutup oleh awan debu dari ledakan itu.

Potongan fotosfer itu beberapa kali massa bulan Bumi, menurut pernyataan NASA. Titik dingin dan awan debu ini menjelaskan mengapa cahaya Betelgeuse meredup. Bintang itu masih merasakan gemanya, para peneliti menemukan.Sebelum letusan, Betelgeuse memiliki pola berdenyut, redup dan cerah dalam siklus 400 hari. Siklus itu sekarang hilang, setidaknya untuk sementara.

Ada kemungkinan bahwa sel-sel konveksi di dalam bintang masih bergerak, mengganggu pola ini, para peneliti menemukan. Atmosfer luar bintang mungkin kembali normal, tetapi permukaannya mungkin masih bergoyang seperti Jell-O, menurut Hubblesite NASA.

 

Letusan tersebut bukanlah bukti bahwa Betelgeuse akan menjadi supernova dalam waktu dekat, kata para peneliti, tetapi itu menunjukkan berapa lama bintang-bintang kehilangan massa. Jika Betelgeuse akhirnya mati dalam ledakan bintang, cahaya akan terlihat di siang hari dari Bumi, tetapi bintang itu terlalu jauh untuk memiliki dampak lain di planet kita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement