Senin 30 Oct 2023 08:26 WIB

NASA Luncurkan Roket Pelajari Supernova Usia 20 Ribu Tahun

Roket ini melakukan perjalanan singkat ke luar angkasa pada Ahad (29/10/2023) malam.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Qommarria Rostanti
 Roket NASA (ilustrasi). Sebuah roket bersuara melakukan perjalanan singkat ke luar angkasa pada Ahad (29/10/2023) malam. Roket ini akan mempelajari data sisa-sisa supernova.
Foto: AP Photo/Steve Helber
Roket NASA (ilustrasi). Sebuah roket bersuara melakukan perjalanan singkat ke luar angkasa pada Ahad (29/10/2023) malam. Roket ini akan mempelajari data sisa-sisa supernova.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah roket bersuara yang membawa instrumen pencitraan dan spektroskopi khusus melakukan perjalanan singkat ke luar angkasa pada Ahad (29/10/2023) malam. Upaya ini dilakukan untuk mencoba dan menangkap sebanyak mungkin data tentang sisa-sisa supernova yang telah lama dikagumi di konstelasi Cygnus. 

Targetnya, awan debu dan gas raksasa yang dikenal sebagai Cygnus Loop yang terbentuk setelah kematian sebuah bintang secara eksplosif sekitar 20 ribu tahun yang lalu. Hingga saat ini, dia masih terus berkembang.

Baca Juga

Dilansir Engadget, Senin (30/10/2023), Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) meluncurkan misi tersebut pada pukul 23.35 waktu setempat pada Ahad 29 Oktober dari White Sands Missile Range di New Mexico. Eksperimen Spektroskopi Ultraviolet Bidang Integral atau INFUSE akan mengamati Cygnus Loop hanya beberapa menit.

Misi tersebut juga menangkap cahaya dalam panjang gelombang ultraviolet jauh untuk menerangi gas sepanas 90 ribu-540 ribu derajat Fahrenheit. Diperkirakan akan terbang ke ketinggian sekitar 150 mil sebelum terjun payung kembali ke bumi.

Cygnus Loop terletak sekitar 2.600 tahun cahaya jauhnya dan terbentuk oleh runtuhnya sebuah bintang yang diperkirakan berukuran 20 kali lipat dari matahari. Karena dampak dari peristiwa tersebut masih berlangsung dengan awan yang saat ini mengembang dengan kecepatan 930 ribu mil per jam, awan ini merupakan kandidat yang baik untuk mempelajari bagaimana supernova memengaruhi pembentukan sistem bintang baru. 

Peneliti utama misi INFUSE Brian Fleming mengatakan supernova seperti yang menciptakan Cygnus Loop memiliki dampak besar pada pembentukan galaksi. “INFUSE akan mengamati bagaimana supernova membuang energi ke Bima Sakti dengan menangkap cahaya yang dilepaskan tepat saat gelombang ledakan menghantam kantong gas dingin yang melayang di sekitar galaksi,” kata Fleming.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement