REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Antariksa Eropa ESA meluncurkan proyek ambisius pemetaan tiga dimensi dengan presisi tinggi untuk miliaran bintang dan benda langit lain di seluruh galaksi Bima Sakti. Proyek itu disebut Gaia.
Jika memikirkan galaksi kita, Bima Sakti, Anda mungkin akan berpikir mengenai bintang-bintang dan planet, ataupun tentang satelit dan asteroid. Mungkin hal-hal itulah yang kerap muncul di benak kita.
Namun, para astronom mengembangkan sebuah proyek ambisius bernama Gaia. Dengan menggunakan teleskop Gaia miliki Badan Antariksa Eropa (ESA), para astronom mengkaji miliaran bintang di antariksa.
ESA menggambarkan Gaia sebagai misi ambisius untuk memetakan Galaksi kita, Bima Sakti dalam format tiga dimensi. Prosesnya mengungkapkan komposisi, pembentukan, dan evolusi Galaksi.
Gaia telah mengungkapkan, ada hampir 10 kali lebih banyak asteroid daripada yang kita duga di tata surya. Kita sekarang tahu lebih banyak tentang sifat fisikanya berupa bentuk, ukuran, warna, dan pergerakan dari lebih 60.000 asteroid.
Informasi ini dapat memberikan pemahaman baru, tentang apa yang membentuk tata surya dan bagaimana evolusi yang terjadi dari waktu ke waktu.
Gaia: Sebuah 'sidik jari' dari Bima Sakti
Misi Gaia telah mengidentifikasi setidaknya 2 miliar objek di galaksi Bima Sakti. Dengan data ketiga dan terbesar yang dirilis pada 13 Juni 2022, para ilmuwan dapat mulai mendeskripsikan, apa yang sebenarnya mereka lihat, karena sekarang mereka bisa melihat warna cahaya yang dipancarkan oleh berbagai bintang. Bagi para astronom, hal ini seperti orang buta warna yang baru pertama kali melihat warna.