REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim ilmuwan menemukan bintang neutron yang bergerak dengan cara yang aneh. Bintang neutron adalah inti bintang yang runtuh dari bintang raksasa. Bintang neutron itu dinamai PSR J0941-4046.
Dilansir dari EarthSky, tim MeerTRAP menemukan bintang neutron itu saat menggunakan teleskop MeerKAT radio di Afrika Selatan untuk mengamati wilayah Vela X-1 Bima Sakti, yang berjarak sekitar 1.300 tahun cahaya dari Bumi. Saat dalam proses pengamatan, ilmuwan menyaksikan kilatan atau "denyut nadi" yang tampak aneh berlangsung sekitar 300 milidetik.
Bintang itu awalnya tampak dari satu kilatan. Namun, kemudian tim melihat data historis area tersebut untuk mencari denyut kilatan yang sebanding. Ternyata, ditemukan lebih banyak denyut serupa yang sebelumnya diabaikan oleh teknologi.
Pemeriksaan singkat waktu kedatangan pulsa mengungkapkan bahwa denyut itu berulang setiap 76 detik. Artinya, bintang itu menyelesaikan satu kali rotasi setiap 76 detik.
Hingga saat ini waktu rotasi terlama yang diketahui untuk sebuah pulsar adalah 23,5 detik, yang menyiratkan bahwa ilmuwan mungkin telah menemukan jenis objek pemancar radio yang sama sekali baru. Temuan dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy pada 30 Mei 2022.
Anomali di antara bintang-bintang neutron?
PSR J0941-4046 adalah bintang neutron galaksi pemancar radio aneh yang berputar sangat lambat dibandingkan dengan pulsar lainnya. Terlepas dari denyut nadi yang tidak biasa, PSR J0941-4046 sangat luar biasa karena terletak di "kuburan" bintang neutron.
Lokasi ini adalah wilayah ruang angkasa di mana tidak mengantisipasi untuk menemukan emisi radio, karena bintang-bintang neutron disini diperkirakan mendekati akhir siklus hidupnya sehingga tidak aktif (atau kurang aktif).
PSR J0941-4046 menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana bintang neutron terbentuk dan berevolusi. Ini sangat menarik karena bintang ini tampaknya memancarkan setidaknya tujuh bentuk pulsa yang berbeda.
Sebagian besar bintang neutron tidak menunjukkan keragaman seperti itu. Variasi bentuk denyutan ini, serta intensitas denyutan , kemungkinan besar disebabkan oleh mekanisme emisi fisik objek yang tidak diketahui.