REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ilmuwan menemukan bintang neutron kecil yang memangsa potongan bintang kembarnya. Fenomena ini belum pernah dilihat sebelumnya oleh para ilmuwan yang mengamatinya dari Bumi.
Tidak seperti kebanyakan objek di luar angkasa (termasuk bintang neutron dan planet Bumi) lainnya, bintang neutron GRO J2058 + 42 tidak memiliki dua kutub magnet di ujung utara dan selatannya. Bintang itu memiliki medan magnet yang terdistorsi, dengan daerah magnet kuat yang melengkung tersebar di permukaan objek.
Objek angkasa ini ditemukan pada 1995, ketika ia memiliki ledakan besar. Namun, sejak itu, ia berada dalam keadaan sunyi, yang menyembunyikan medan magnet bintang yang bengkok. Dilansir Live Science, Kamis (12/12) disebutkan, pada bulan Maret, objek itu menyala lagi saat ia 'memangsa' sejumlah besar materi dari kembarannya, bintang biasa.
Informasi ini dirilis dalam sebuah makalah dari tim ilmuwan internasional, yang diterbitkan pada 18 September di The Astrophysical Journal Letters.
Setelah lubang hitam, bintang-bintang neutron adalah benda paling padat yang diketahui di alam semesta. Meskipun secara fisika internal benda-benda itu kurang dipahami, para peneliti tahu bahwa bintang-bintang neutron terbentuk dari inti padat bintang kuno yang menjadi supernova.
Para ilmuwan juga tahu bahwa benda-benda ini sering seberat dan seterang bintang normal tetapi hanya selebar kota kecil. Seringkali, seperti dalam kasus bintang neutron ini, yang kita dapat lihat dari Bumi dipasangkan dengan bintang normal dan menghisap kolom materi dari permukaan pasangan mereka.
Bintang-bintang neutron sering berputar cukup cepat dan teratur. Para peneliti mempelajari objek-objek dengan mengukur kecerahan dan peredupannya serta frekuensi cahaya tertentu yang dipancarkannya.
Terkadang, frekuensi tersebut termasuk 'garis cyclotron,'. Ini adalah sebuah fitur dalam cahaya yang berasal dari bintang yang menunjukkan keberadaan medan magnet kuat.
Biasanya, bintang-bintang neutron masuk ke dalam salah satu dari dua kategori. Pertama, bintang-bintang neutron tanpa garis cyclotron dan bintang-bintang neutron dengan garis cyclotron yang stabil dan merata yang disebabkan oleh medan magnet dengan dua kutub.
Bintang ini berbeda. Pada bulan Maret, Badan Antarika AS (NASA)fokus mengamati dengan instrumen Nuclear Spectroscopic Telescope Array (NuSTAR) menemukan adanya garis cyclotron. Tetapi garis ini hanya muncul dalam 10 persen dari waktu. Itu menunjukkan bahwa sesuatu yang aneh sedang terjadi dengan medan magnet GRO J2058 + 42. Medan bintang menunjuk ke Bumi hanya sepersepuluh dari periode rotasi 16 menit 3 detik.
Sulit untuk menjelaskan mengapa bintang neutron ini memiliki sifat ini, tulis penulis, sebagian karena data memiliki sejumlah faktor yang menyulitkan. Misalnya karena medan gravitasi di sekitar bintang neutron begitu kuat, sehingga sebagian besar sinar-X yang dapat kita lihat dari Bumi sebenarnya berasal dari sisi jauh bintang.
Saat mereka meninggalkan permukaan bintang, gravitasi objek membengkokkan jalur mereka melalui ruang angkasa sampai mereka menunjuk ke Bumi. Hal itu menyebabkan ilmuwan kesulitan untuk memisahkan data dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.