Selasa 08 Mar 2022 18:31 WIB

Bagaimana Jika Astronaut di Luar Angkasa Terinfeksi Virus?

Beberapa virus bisa hidup di luar angkasa dan menginfeksi astronaut.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Astronot (ilustrasi). Beberapa virus bisa hidup di luar angkasa dan menginfeksi astronaut.
Foto:

Sebagian besar-sekitar 95 persen-virus yang mereka temukan disebut bakteriofag, yaitu virus yang menginfeksi bakteri. Satu persen lainnya dari virus menginfeksi tanaman atau ganggang, atau tidak dapat diidentifikasi. Tapi sekitar empat persen dari virus adalah virus manusia atau hewan.

Virus-virus itu termasuk papillomavirus, keluarga virus yang dapat menyebabkan kutil, herpesvirus, keluarga virus yang dapat menyebabkan luka dingin serta penyakit seperti cacar air dan mononukleosis  dan adenovirus, yang menyebabkan berbagai penyakit, termasuk flu biasa.

Pavletić mengatakan temuan menunjukkan bahwa meskipun prosedur karantina, patogen masih berhasil sampai ke luar angkasa. “Kami ingin menekankan, pertama-tama, bahwa virus bisa keluar dari sana,” katanya.

Virus yang diaktifkan kembali

Para peneliti juga mengeksplorasi cara lingkungan luar angkasa dapat memengaruhi virus dan inang manusia mereka. Misalnya, penelitian menunjukkan beberapa virus yang tidak aktif di dalam tubuh astronaut-artinya virus itu masih ada di dalam tubuh tetapi tidak bereplikasi atau menyebabkan gejala. Kadang, virus dapat diaktifkan kembali di luar angkasa. 

Virus yang diaktifkan kembali di luar angkasa atau di Bumi, dapat menyebabkan gejala dan dapat menular, meskipun tidak selalu demikian. Virus ini termasuk virus herpes seperti virus varicella zoster, yang menyebabkan cacar air.

Pengujian yang dilakukan pada astronaut dalam program pesawat ulang-alik dan misi stasiun luar angkasa yang lebih baru menunjukkan bahwa virus ini antara lain diaktifkan kembali pada beberapa astronaut.

Dalam beberapa kasus, astronaut mengalami ruam kulit, dari virus herpes yang aktif kembali. Meskipun para ilmuwan tidak yakin persis apa yang menyebabkan reaktivasi ini, para peneliti studi menulis bahwa itu bisa jadi paparan radiasi ultraviolet, yang telah terbukti mengaktifkan kembali virus pada hewan pengerat dan menekan sistem kekebalan manusia dan hewan lainnya.

Reaktivasi virus juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perbedaan kelembaban dan gravitasi, serta dehidrasi dan kurang tidur, Kedua faktor ini sering dialami astronaut di luar angkasa.

 

Karena kombinasi unik dari faktor-faktor ini di luar angkasa, penelitian berbasis Bumi tentang topik ini memiliki keterbatasan. Penelitian di masa depan merekomendasikan bahwa astronaut harus memiliki fisik sesehat mungkin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement