REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pesawat ruang angkasa Soyuz milik Rusia di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengalami kebocoran pendingin yang parah pada 15 Desember. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mungkin menggunakan pesawat luar angkasa SpaceX untuk menyelamatkan tiga awak stasiun luar angkasa yang bergantung pada Soyuz.
Keputusan tentang apakah aman untuk mengirim awak kembali ke Bumi akan datang pada Januari. Jika pesawat penyelamat Soyuz diperlukan, pesawat itu hanya bisa datang pada Februari, dua atau tiga pekan sebelum pergantian normal pada Maret.
NASA rupanya mempertimbangkan untuk menggunakan SpaceX, satu-satunya perusahaan yang saat ini menerbangkan astronaut ke luar angkasa dari Amerika, sebagai cadangan jika opsi ini tidak berhasil.
“Kami telah mengajukan beberapa pertanyaan kepada SpaceX tentang kemampuan mereka untuk mengembalikan awak tambahan di (pesawat) Dragon jika perlu, tetapi itu bukan fokus kami saat ini,” kata juru bicara NASA Sandra Jones dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, diterbitkan Rabu (28/12/2022), dilansir dari Space, Jumat (30/12/2022).
Awak yang menggunakan Soyuz (disebut MS-22) termasuk kosmonaut Rusia Sergey Prokopyev dan Dmitry Petelin, dan astronaut NASA Frank Rubio. Penyebab kebocoran pada Soyuz MS-22 belum dapat dipastikan.
Ada kemungkinan kebocoran itu berasal dari puing-puing luar angkasa atau mikrometeroid yang tidak dapat dilacak karena ukurannya yang kecil. Pemindaian lanjutan Soyuz menunjukkan lubang di bagian luar radiatornya.
Situasi tersebut tidak menimbulkan bahaya terhadap awak ISS secara langsung. Namun, kekhawatiran muncul jika kompleks tersebut harus dievakuasi.