Senin 07 Feb 2022 20:40 WIB

Mana yang Lebih Sulit: Pergi ke Luar Angkasa atau Pulang dari Luar Angkasa?

Mengirim orang ke luar angkasa membutuhkan presisi yang sangat tepat.

 Dalam gambar dari video yang disediakan oleh NASA, para astronot di kapsul SpaceX Dragon lepas landas dari Stasiun Luar Angkasa Internasional pada Senin, 8 November 2021,
Foto:

Mengerem kapsul sebelum masuk ke atmosfer Bumi

Sekarang soal kembali ke Bumi. Setelah kapsul ruang angkasa yang mengangkut astronot melepaskan diri dari ISS, kapsul masih melaju dengan kecepatan 28.000 km per jam di angkasa. Jadi harus direm terlebih dahulu.

Jika sudah berada cukup jauh dari ISS, kapsul akan menghidupkan mesin penggerak agar bisa mengurangi kecepatannya dan meninggalkan orbit. 

Komponen yang tidak dibutuhkan lagi akan diledakkan. Perjalanan masuk ke atmosfir Bumi harus dalam kecepatan tertentu, juga dalam sudut yang tepat.

Jika kapsul melaju terlalu lambat, dan sudut terbangnya dengan Bumi terlalu kecil, maka kapsul akan terpantul. Ibaratnya batu ceper yang dilempar ke atas air, dan terlontar kembali ke angkasa.

Jika terbangnya terlalu cepat dan terlalu curam, bisa membuat lapisan pelindung panas rusak, dan astronot mati terbakar. Karena ketika kapsul masuk ke atmosfir Bumi dengan kecepatan tinggi, kapsul akan direm lapisan udara. Selain itu terjadi gesekan yang menimbulkan panas, dan bisa mencapai 2.000° Celcius. 

Parasut untuk mengurangi kecepatan

Sebuah parasut juga mengurangi laju kapsul ketika memasuki atmosfer Bumi. Roket-roket buatan Rusia masih akan menyalakan mesin khusus sebelum mencapai tanah, agar kapsul mendarat di Bumi dengan aman pada kecepatan lima kilometer per jam. 

Sedangkan roket-roket buatan NASA tidak perlu pengereman ini, karena mendarat di air. Gerakan air meredam benturan kapsul.

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/presisi-tinggi-dibutuhkan-untuk-penerbangan-luar-angkasa/a-60288086

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement