Senin 13 Dec 2021 22:26 WIB

Prediksi Tren Kejahatan Siber di 2022, Makin Ganas dan Sulit Dicegah

Serangan terhadap organisasi akan terus berlanjut dan mungkin lebih sulit dicegah.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Serangan siber (ilustrasi), Serangan terhadap organisasi akan terus berlanjut di 2022 dan mungkin lebih sulit dicegah.
Foto:

Digitalisasi di sektor kesehatan mungkin berdampak pada banyak pelanggaran data

Tahun lalu, para peneliti Kaspersky memperkirakan bahwa, ketika pandemi berlangsung, sektor kesehatan akan mendapat perhatian besar dari para pelaku kejahatan siber. Ini terbukti benar, karena para penyerang berusaha meraup keuntungan dari vaksinasi dan ransomware yang menyerang rumah sakit hingga membahayakan nyawa pasien.

Di tahun mendatang, vektor serangan untuk sektor kesehatan masih akan terus berkembang, karena lebih banyak data pasien berpindah ke internet dan penyedia layanan kesehatan terus mengadopsi layanan perawatan digital, seperti telehealth. Tahun 2021 telah terjadi peningkatan pelanggaran data terhadap sektor kesehatan 1,5 kali lebih besar tahun 2019. 

Diperkirakan penyerang akan mencari kerentanan yang dapat mereka eksploitasi di perangkat wearable baru dan aplikasi medis sedang dikembangkan. Selain itu mereka juga dapat membuat aplikasi palsu yang mungkin diunduh secara keliru oleh pengguna. 

Terlebih lagi, karena negara yang berbeda menetapkan aturan vaksinasi yang berbeda pula untuk bepergian dan berkunjung ke tempat umum, ruang untuk paspor, dan sertifikat vaksinasi digital palsu akan terus tumbuh.

Machine “unlearning” mengalami peningkatan. 

Machine learning dapat menghafal banyak informasi tentang perilaku pribadi pengguna. Saat pemerintah mempertimbangkan kebijakan baru untuk melindungi privasi warga negara, maka perusahaan dan para peneliti kedepannya diharapkan untuk mulai mengembangkan teknologi baru, seperti “machine unlearning”, yang memungkinkan mereka menghapus data dari algoritme yang sudah terlatih. 

Sejalan dengan itu, pemerintah dan pengguna secara umum turut menyerukan transparansi yang lebih besar dalam hal algoritme machine learning. Karena algoritme semacam itu akan semakin banyak digunakan untuk berbagai pembuatan keputusan, mulai dari menentukan apakah orang memenuhi syarat mendapatkan pinjaman atau tidak hingga iklan yang ditampilkan di layar pengguna. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement