Selasa 30 Nov 2021 20:08 WIB

Astronom Ungkap Misteri Komet Terbesar yang Pernah Ditemukan

komet adalah kumpulan debu dan es yang tersisa dari pembentukan tata surya.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Komet. Ilustrasi. Ilmuwan mencari tahu tentang komet Bernardinelli-Bernstein (BB), komet terbesar yang pernah ditemukan.
Foto:

Penemuan tidak sengaja

Para ilmuwan pertama kali menemukan komet BB pada Juni 2021 menggunakan data dari Dark Energy Survey (DES). DES adalah sebuah survei yang dirancang membantu para ilmuwan memahami energi gelap, zat misterius yang belum pernah dilihat secara langsung oleh para ilmuwan tetapi diyakini membentuk 68 persen alam semesta dan membelokkan pandangan kita tentang galaksi lain.

Proyek ini menangkap lebih dari 80 ribu gambar langit, mengunjungi kembali petak-petak tertentu setiap dua pekan. Di setiap gambar ada puluhan ribu objek kosmik dari segala bentuk dan ukuran.

Survei tersebut menangkap inti terang komet tetapi tidak memiliki resolusi yang cukup tinggi untuk mengungkapkan selubung debu dan uap yang terbentuk ketika komet menjadi aktif.

Komet BB adalah komet terbesar yang pernah ditemukan sejauh ini. Kebanyakan komet berada sekitar 1 km atau lebih dari itu dan lebih dekat ke matahari ketika mereka ditemukan.

Ketika Farnham mendengar tentang penemuan itu, dia langsung bertanya-tanya apakah gambar komet BB telah ditangkap oleh Transient Exoplanet Survey Satellite (TESS) yang mengamati satu area langit selama 28 hari setiap kali. Farnham dan rekan-rekannya kemudian menggabungkan ribuan foto komet BB yang dikumpulkan oleh TESS dari 2018 hingga 2020.

Dengan mengumpulkan gambar, Farnham mampu meningkatkan kontras dan mendapatkan tampilan komet yang lebih jelas. Namun, karena komet bergerak, ia harus melapisi gambar agar komet BB tepat sejajar di setiap bingkai. Teknik itu menghilangkan bintik-bintik yang salah dari bidikan individu sambil memperkuat gambar komet, yang memungkinkan peneliti untuk melihat cahaya kabur dari debu di sekitar BB, bukti bahwa BB mengalami koma dan aktif.

Untuk memastikan koma tidak hanya blur akibat penumpukan gambar, tim mengulangi teknik ini dengan gambar objek tidak aktif dari sabuk Kuiper yang merupakan wilayah yang lebih jauh dari matahari daripada komet BB di mana puing-puing es di tata surya dari awal yang melimpah. Ketika objek-objek itu tampak tajam, tanpa blur, para peneliti yakin bahwa cahaya redup di sekitar komet BB sebenarnya adalah koma aktif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement