Jumat 12 Nov 2021 12:41 WIB

Peneliti Temukan Berlian Berisi Mineral Misterius

Berlian ini berisikan mineral baru yang belum pernah terdeteksi sebelumnya.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilmuwan menemukan mineral di dalam berlian yang diperoleh jauh di bawah permukaan bumi.
Foto: shutterstock
Ilmuwan menemukan mineral di dalam berlian yang diperoleh jauh di bawah permukaan bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEVADA -- Para ilmuwan menemukan contoh pertama dari mineral yang belum pernah terlihat sebelumnya. Temuan mineral ini ada di dalam berlian yang diperoleh jauh di bawah permukaan bumi.

Mineral ini dinamakan davemaoite dari nama ahli geofisika terkemuka Ho-kwang (Dave) Mao. Mineral ini adalah contoh pertama dari kalsium silikat perovskit (CaSiO3) bertekanan tinggi yang ditemukan di Bumi. Bentuk lain dari CaSiO3, yang dikenal sebagai wollastonite, umumnya ditemukan di seluruh dunia. 

 

Davemaoite memiliki struktur kristal yang terbentuk hanya di bawah tekanan dan suhu tinggi di mantel bumi atau lapisan padat bumi di antara inti luar dan kerak bumi. Davemaoite telah lama diharapkan menjadi mineral yang melimpah dan penting secara geokimia di mantel bumi. 

 

Namun, para ilmuwan tidak pernah menemukan bukti langsung keberadaannya. Sebab, mineral ini terurai menjadi mineral lain ketika bergerak ke permukaan dan tekanannya berkurang.

 

Namun, analisis berlian dari Botswana, yang terbentuk di mantel sekitar 660 kilometer di bawah permukaan bumi, mengungkapkan sampel davemaoite utuh terperangkap di dalamnya. Akibatnya, Asosiasi Mineralogi Internasional kini mengkonfirmasi davemaoite sebagai mineral baru. 

 

"Penemuan davemaoite datang sebagai kejutan," kata penulis utama studi dan ahli mineral di University of Nevada, Las Vegas, Oliver Tschauner dilansir dari Live Science pada Jumat (12/11).

 

Tschauner dan rekan-rekannya menemukan sampel davemaoite dengan teknik yang dikenal sebagai difraksi sinar-X sinkrotron. Teknik itu memfokuskan berkas sinar-X energi tinggi pada titik-titik tertentu di dalam berlian dengan presisi mikroskopis. 

 

"Dengan mengukur sudut dan intensitas cahaya yang kembali, kami dapat menguraikan apa yang ada di dalamnya," kata Tschauner. 

 

Tschauner menjelaskan sampel davemaoite di dalam berlian hanya berukuran beberapa mikrometer (sepersejuta meter). 

 

"Jadi teknik pengambilan sampel yang kurang kuat akan melewatkannya atau tak menemukannya," lanjut Tschauner.

 

Davemaoite diyakini memainkan peran geokimia penting dalam mantel bumi. Para ilmuwan berteori bahwa mineral tersebut mungkin juga mengandung unsur jejak lainnya, termasuk uranium dan thorium, yang melepaskan panas melalui peluruhan radioaktif. 

 

"Oleh karena itu, davemaoite dapat membantu menghasilkan sejumlah besar panas di mantel," kata Tschauner 

 

Dalam sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal Science, para peneliti menggambarkan mineral teoretis bertekanan tinggi lainnya dari mantel, yang dikenal sebagai bridgmanite. Namun, sampel bridgmanite tidak berasal dari mantel melainkan di dalam meteorit. 

 

Penemuan davemaoite menunjukkan berlian dapat terbentuk lebih jauh di dalam mantel daripada yang diperkirakan sebelumnya.

 

"Ini juga menunjukkan disana mungkin menjadi tempat terbaik untuk mencari lebih banyak mineral baru dari mantel," kata Tschauner.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement