REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah komet yang tidak terlihat sejak manusia purba pertama kali meninggalkan Afrika 80 ribu tahun lalu sedang melakukan perjalanan kembali melintasi jalur langit Bumi. Tahun depan, para astronom memperkirakan komet itu bisa dilihat dari Bumi.
Secara resmi dikenal sebagai C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS), komet itu pertama kali didokumentasikan pada 22 Februari oleh empat teleskop di Afrika Selatan, Chile, dan Hawaii. Kala itu, komet diamati membumbung tinggi di antara Saturnus dan Jupiter.
C/2023 A3 menempuh jarak 180.610 mil (setara dengan 290.663 kilometer) per jam di antara kedua planet tersebut. Pada September 2024, komet akan terbang dalam jarak 36 juta mil (sekitar 57,93 juta kilometer) dari matahari. Sebulan setelahnya, Oktober 2024, komet bisa terlihat jika diamati dengan mata telanjang dari Bumi.
Tidak banyak informasi mendetail yang diketahui tentang komet tersebut. Data hanya menunjukkan bahwa itu adalah objek langit yang sangat besar, namun bisa terbang dengan aman mengelilingi matahari.
Qicheng Zhang dari University of Pennsylvania mengatakan, kondisi komet itu terbilang menjanjikan. Dia berharap dapat menciptakan tampilan mirip Arend-Roland setelah perihelion jika ia bertahan, mengingat geometri untuk komet itu sangat mirip.
"Namun, saya tidak bisa sepenuhnya menjamin pada saat ini, dan tidak akan pernah terjadi apabila komet ini ternyata memiliki inti subkilometer yang hancur sehingga mencegah kita untuk melihat teori terbaiknya," ujar Zhang dikutip dari laman Daily Mail, Kamis (9/3/2023).
Pada Maret 2023, komet terhitung masih berjarak 680 juta mil (1,09 miliar kilometer) dari matahari. Baru pada Oktober 2023 nanti komet akan keluar dari jalur yang terkena sinar matahari yang menyilaukan.