Bumi super mengorbit bintang katai merah yang lebih kecil, dingin, dan kuran bercahaya dari matahari, dengan massa sekitar sepertiga. Planet ini mengorbit sangat dekat dengan bintang asalnya, membuatnya sangat teradiasi.
Seperti Bumi, Gliese 486 b adalah planet berbatu dan diperkirakan memiliki inti logam. Suhu permukaannya sekitar 800 derajat Fahrenheit (430 derajat Celcius) dan gravitasi permukaannya mungkin 70 persen lebih kuat dibanding Bumi.
"Gliese 486 b tidak bisa dihuni, setidaknya tidak seperti yang kita kenal di Bumi ini. Planet ini mungkin hanya memiliki atmosfer yang lemah, jika ada,” kata Trifonov menambahkan.
Trifonov mengatakan model tersebut konsisten dengan kedua skenario karena iradiasi bintang cenderung menguapkan atmosfer. Sementara itu, pada saat yang sama, gravitasi planet cukup kuat untuk menahannya.
Gliese 486 b terbukti ideal untuk mempelajari atmosfer planet mirip Bumi menggunakan instrumen pada Teleskop Luar Angkasa James Webb dan teleskop besar lainnya di masa depan di sebuah observatorium astronomi yang sekarang sedang dibangun di Chili.
Komposisi kimiawi atmosfer dapat memberi tahu banyak hal tentang planet dan kelayakan huniannya. Para ilmuwan tertarik untuk melihat kombinasi gas di atmosfer planet ekstrasurya mirip Bumi, dengan campuran oksigen, karbon dioksida, dan metana seperti planet kita sendiri sebagai indikasi potensial kehidupan.
“Semua yang kita pelajari dengan atmosfer Gliese 486 b dan planet mirip Bumi lainnya akan diterapkan, dalam beberapa dekade, untuk mendeteksi tanda biologis, mular dari fitur spektral pada atmosfer exoplanet yang hanya dapat dianggap berasal dari kehidupan di luar Bumi,” jelas Caballero.